Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Inlander-inlander (Saya Pengkhianat)

8 September 2011   15:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08 88 0
ini dia belang benang merah. lama saya memikirkan ini, bergelas-gelas kopi yang saya seduh, bermalam-malam saya paksakan melangkah, dan berpantai-pantai serta bergunung-gunung yang saya cumbui untuk saya dapatkan kesimpulan lama ini.

lama saya berpikir, kenapa uang itu bisa berharga.

sekali-kali, uang malahan berevolusi menjadi congkak. mereka mengasap pada ego-ego. sedemikian sehingga muncullah keutamaan pada uang, keutamaan pada golongan, dan keutamaan pada kerakyatan.

aih, ini sudah sering teman-teman saya temukan di buku-buku ppkn.

sayang, ppkn dan upacara lama dihapuskan ketika dewasa menjejak, atau tua yang makin mencongkak: dunia maha-siswa. kita tidak lagi menghormat lagi pada bendera. kita tidak lagi mengucapkan lantang bulir-bulir pancasila atau pembuka Undang-Undang Dasar yang aih, nian, sungguh sulit diupayakan ketika itu.

ya, dari mana asalnya uang itu? bukankah dia hanya selembar kertas yang dicoret-coret. di bagian dunia manapun, uang itu dicorat-coret. memang, beda disana-sini. tapi, tetap dicorat-coret kan? sama. mereka semua sama. lantas kenapa satu lembar negeri di balik belahan yang lain beribu-ribu kali lipat kuatnya dibanding uang di tanah itu? kenapa?

ya, sekali lagi. dari mana uang-uang itu? sudah lama saya tanyakan kepadanya. tapi lama pula saya tunggu jawabannya. dia tidak berbisik, menoleh pun enggan. ya, dia kan uang. tapi, kenapa kemudian mereka begitu dipuja? sementara di lorong-lorong jalan, di tumpukan-tumpukan sampah, jika kamu teliti--sangat teliti--kamu akan menemukan beberapa orang disana, yang harapan-harapannya dibuang. oleh karena uang. oleh karena uang.

saya kira, uang adalah secuil dari representasi akses untuk sumberdaya. sehingga, harus ada sumber daya penjamin yang kemudian menjamin pula keabsahan itu mata uang. saya pun heran, kenapa di dunia yang luas ini, sejauh pemberitaan media-media--yang banyak bohong--emas adalah logam mulia.logam mulia yang dinobatkan menjadi penjamin mata uang. logam mulia yang disimpan begitu rapi dengan kontrol suhu dan keadaan yang apik. sementara di luar kotak penyimpanan itu, banyak anak-anak kecil berkulit hitam, dengan iga-iga yang keluar dari balik kulit, sedang terpekur menanti diculik oleh burung pemangsa bangkai. sementara di luar kotak penyimpanan itu, banyak orang yang membuang harga diri, demi sebuah mimpi. mungkin, salah satunya membeli emas. mungkin. ketika saya mengetik paragraf ini saya bingung, mau menangis atau tertawa.

ada lagi, uranium. tapi, yang ini belum banyak digali oleh media-media. disembunyikan.

pernah saya mendengar lagu, mungkin, hari ini lagu itu kemudian berubah menjadi mitos. ada potongan lagu yang saya hafalkan sampai hari ini, kadang saya nyanyikan pelan-pelan,

"tongkat dan batu jadi tanaman,"
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun