Aku berbicara pada rindangnya pegunungan. Aku malah dibuatnya bertekuk lutut. Di pesisir jurang, ketika aku berbisik, dia berbisik, ketika aku berteriak, dia berteriak, ketika aku bernyanyi, dia bernyayi, ketika aku berelegi, dia berelegi. Walaupun tinggi, gunung itu pecundang. Dia hanya bisa ikut apa yang aku lakukan. Dia hipokrit paling sejati.