Terjadinya Tragedi Trisakti itu melibatkan Prabowo sebagai pelaku pelanggaran HAM sehingga dirinya dipecat dari satuan militer. Peristiwa itu bermula saat Prabowo mengerahkan pasukan militer ke Jakarta untuk menghadapi para demonstran sehingga terjadilah gencatan senjata yang memakan korban jiwa. Probowo bergerak di luar komando dan menampik ajakan Panglima ABRI Jenderal Wiranto untuk pergi ke Malang. Padahal itu salah tujuan agar tidak terjadi kerusuhan yang lebih besar lagi.
Tindakan sepihak Prabowo itulah yang memicu kemarahan besar rakyat yang pada saat bersamaan memuncaknya kebencian masyarakat dengan sisten orde baru yang sarat korupsi, kolusi, nepotisme yang dilakukan kroni – kroni Soeharto termasuk Prabowo yang saat itu menjadi menantu Soeharto. Namun, pada akhirnya Probowo dikeluarkan dari keluarga cendana karena dianggap pengkhianat.
Meskipun sudah ditetapkan sebagai pelaku pelanggaran HAM terkait Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi, upaya kudeta, dan penculikan sejumlah aktivis yang nasibnya belum diketahui hingga saat ini, Prabowo masih saja terus menyangkal. Melalui film dokumenter berjudul “Sang Patriot” yang dibuat oleh partai besutanya, Gerindra, Prabowo berusaha “mencuci dosa” dengan melimpahkan kesalahan kepada Wiranto.
Menurut film tersebut, Prabowo digambarkan sebagai sosok pahlawan yang berupaya mengamankan situasi Jakarta yang tengah kacau. Namun nyatanya, tindakan Prabowo tersebut lah yang memicu kemarahan rakyat Indonesia sehingga berujung pada lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998. Film itu juga merupakan alat propaganda dan kampanye Prabowo sebagai calon Presiden 2014.