Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Mengapa GLS Penting?

17 Februari 2019   06:03 Diperbarui: 19 Februari 2019   10:26 224 2
Memgapa gerakan literasi sekolah penting?

Gerakan literasi sekolah atau biasa disingkat gls adalah sebuah gerakan membaca dan menulis di sekolah. Defenisi panjangnya ada google. Bahkan di youtube juga sudah ada videonya.

Gls memang sedang dikampanyekan banyak orang.  Saya termasuk  orang yang rajin mengkampanyekannya.

Anak anak smp labschool jakarta sering saya ajak main ke perpustakaan.  Mereka membaca buku fiksi dan non fiksi. Ribuan buku bagus tersedia di perpustakaan sekolah yang lengkap.

Anak anak nyaman berada di perpustakaan sekolah kami. Mereka betah berlama lama di dalamnya.

Petugasnya sangat ramah. Mereka tidak pernah kepada siswa.  Semua anggota perpustakaan dilayani dengan baik.  Proses peminjaman buku juga mudah. Siswa dapat meminjam buku apa saja selama dua minggu.

Banyak tamu dari luar sekolah yg datang ke perpustakaan sekolah kami. Mereka kagum dengan pengelolaan perpustakaan sekolah yang modern.  Kami belajar di perpustakaan kyoto jepang selama ini dan perpustakaan di sana sangat modern sekali.

Ada yang kurang dari petpustakaan sekolah kami. Apa itu? Buku karya siswa.  Beberapa guru dan siswa yg hobi menulis sudah ada karyanya di perpustakaan ini.  Namun buku karya siswa yang lain kemana?

Hal itulah yang kemudian menginspirasi saya membuat buku keroyokan hasil karya siswa sendiri.

Saya mengajar siswa kelas 7 sebanyak 7 kelas.  Dari kelas itu lahir 14 buku baru. Buku fiksi 7 buah dan buku non fiksi 7 buah.

Keempat belas karya siswa ini saya pamerkan di acara final inovasi pembelajaran tingkat nasional di denpasar bali.  Alhamdulillah mendapatkan juara ketiga bidang sorak dari kesharlindung kemdikbud.

Saya sangat senang sekali.  Hsil jerih payah kami mengembangkan dan mengkampanyekan gls di apresiasi kementrian. Saya bersyukur kepada Allah.

Lebih bersyukur lagi ketika pak hery dari gtk kemdikbud menelepon saya. Kabar dari beliau sangat menggembirakan kami. Saya dapat hadiah berangkat ke china gratis selama tiga minggu.

Saya tidak menyangka apa yang kami lakukan dalam mengkampanyekan gls mendapatkan hadiah berupa laptop dan uang serta hadiah keluar negeri.

Dari kisah nyata ini saya semakin percaya bahwa menulis bukanlah kegiatan atau pekerjaan yang sia sia.  

Ajak peserta didik kita menulis. Guru harus mampu memberi contoh.  Guru harus bisa menulis dan menghasilkan karya tulis.  Dengan demikian ada kebanggaan tersendiri di mata siswa.

Saya membagikan buku hadil karya siswa dalam bentuk digital.  Semua orang bisa mengunduh dan membacanya dengan gratis.  Rasanya sangat senang ketika tahu karya siswa dibaca ribuan orang. Sampai saat ini sudah lima ribuan org mengunduh buku karya siswa.

Kampanye gls semakin gencar di sekolah kami. Guru bahasa indonesia banyak membantu saya menemukan inspirasi.  Rak rak buku kami beli dan diletakkan di pojok kelas.  Banyak buku hasil karya siswa dipamerkan di sana.

Setiap semester ada pameran buku hasil karya siswa. Bukunya dijual kepada pembeli yang berminat dengan karya tulis siswa. Rata rata orang tu siswa yang mengambil raport anaknya.

Hasil penjualan buku menjadi jalan buat mereka rekreasi ke tempat tempat yang mereka sukai. Ada juga yang menjadi modal mereka mencetak bukunya kembali.

Kami sedang urus buku siswa ber isbn.  Penerbit buku terkenal sudah datang ke sekolah kami.  Siap memasarkan dan menerbitkan buku hasil karya siswa. Bahkan mereka siap mengadakan acara bedah buku di toko buku gramedia matraman.

Pulang dari china nanti saya ingin menerbitkan buku lagi hasil karya siswa. Semua sudah tersimpan rapi di blog mereka di kompasiana.com dan email saya di omjaylabs@gmail.com.

Gerakan literasi sekolah harus terus dikampanyekan. Guru harus mampu mengkampanyekannya. Mulailah ajak siswa membuat buku keroyokan di kelasnya.  Setelah itu ajak mereka menerbitkan buku. Satu siswa satu buku.

Sekarang ini sudah era digital.  Buku banyak dibuat dalam bentuk digital. Ajari anak anak kita buat cover bukunya sendiri.  Banyak aplikasi komputer atau program untuk membuat cover buku.  Mereka tak usah diajari karena mereka jauh lebih mengerti daripada gurunya. Kita sebagai guru cukup sebagai fasilitator dan motivator saja.

Pagi ini sekolah kami mengadakan tes penerimaan siswa baru.  Lebih dari 800 orang mendaftarkan diri.  Banyak karya siswa dipamerkan.  Nanti akan saya share ke facebook foto fotonya.

Semoga dpt menginspirasi sekolah lainnya.


Salam blogger persahabatan
Omjay
Blog http://wijayalabs.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun