Merinding saya membaca artikel yang dituliskan oleh Mas eko di
http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/02/keteguhan-pram/. Mas eko menceritakan bagaimana keteguhan seorang Pramoedya Ananta Tour dalam menulis, walaupun dengan fasilitas apa adanya. Dengan kertas bekas bungkus semen almarhum Pramoedya Ananta Tour menuliskan novel tetralogi Pulau Buru dalam kondisi serba kekurangan. Begitupun dengan almarhum Buya Hamka. karya-karya besarnya terlahir di penjara. Kita masih bisa membaca karya beliau di bawah lindungan ka'bah, dan beberapa karya tulis lainnya yang masih bisa kita baca hingga saat ini. Padahal penulisnya sudah tiada.
KEMBALI KE ARTIKEL