Hari ini kita semua rakyat Indonesia melaksanakan pemilihan umum pada Rabu, 9 April 2014. Masa kampanye partai sudah dilakukan bersama, dan kita sudah melihat partai mana saja yang didukung oleh rakyat banyak. Tentu semua partai ingin partainya didukung oleh rakyat Indonesia.
Bila kita melihat 12 partai yang bertarung dalam pemilihan umum, akan ada partai yang memenangi pemilu 2014 ini. Partai-partai itu tidak akan jauh berbeda dengan partai-partai yang akan menang di pemilu ini. Dimana Golkar, PDIP dan Demokrat masih berada di tempat teratas. Kalau ada partai baru mungkin partai AGTIKKNAS akan memenangi pemilu ini. Sebuah partai yang digagas oleh guru TIK dan KKPI Nasional. Lihat saja websitenya di http://agtikknas.org.
Namun demikian, analisis politik saya mengatakan bahwa PDIP, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pimpinan Megawati Sukarno putri ini akan memenangkan pertarungan di pemilihan umum 2014. Mengapa ini bisa terjadi? Sebab PDIP adalah partai yang paling komitmen untuk menjadi partai oposisi pemerintah. Semenjak pemerintahan SBY sampai dua periode kepemimpinannya, PDIP tetap konsisten untuk menjadi tim oposisi di pemerintahan. Sementara itu terlihat, jajaran pengurus pusat PDIP sampai saat ini masih terlihat solid di antara pemimpin partainya. Itu merupakan modal besar memenangkan pertarungan di Pemilu 2014. Sementara itu mesin partai di setiap daerah juga sudah siap dan berjalan memenangkan pemilu 2014.
Saya bukan orang parpol, apalagi anggota PDIP. Saya orang sipil yang bebas untuk memilih calon wakil rakyatnya. Kesederhanaan Jokowi sangat disukai oleh rakyat. Kampanye hitam yang dilancarkan kepadanya tidak membuatnya marah atau membalasnya. Kampanye hitam yang dilancarkan itu justru membuat suara PDIP menjadi besar dan menarik hati rakyat yang ingin sekali perubahan. Di media sosial Jokowi banyak dicela dan dicemooh, namun Jokowi tetap bekerja dengan baik.
PDIP akan menang dalam pemilihan umum 2014. Itulah analisis politik saya yang sekarang ini telah menjadi pakar politik dadakan. Anda boleh tidak setuju dengan saya. Namanya juga analisis. Bisa jadi salah bisa jadi benar. Hal yang terpenting kita tetap jadi saudara sebangsa dan setanah air. Sama dengan saya, meskipun istri saya adalah kader golkar sampai mati, saya tetap bercumbu mesra dengannya, hehehe.