Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Guru TIK/KKPI

12 Januari 2015   13:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:19 259 0
Teman teman yg omjay sayangi dan banggakan. Mohon doanya Senin, 12 Januari 2015 pukul 15.30 WIB, omjay dan kawan kawan komunitas guru TIK, dan KKPI bisa menyampaikan langsung keluhan kawan kawan guru semua kepada pak mentri pendidikan dan kebudayaan, Anies Baswedan. Mata pelajaran teknologi informasi komunikasi (TIK), dan keterampilan komputer pengelolaan informasi (KKPI) harus kembali eksis. Teman teman guru TIK/KKPI yang tidak linier S1-nya, harus tetap jadi guru TIK, dan KKPI, tanpa harus dibatasi 31 Desember 2016.

"Salam Dunia Pendidikan, Aamiin. ditanggapi atau tidak oleh pihak pemerintah itu soal lain
tapi perjuangan kawan-kawan disana tidak akan sia-² ... Good Luck", begitulah seorang kawan guru lainnya memberikan motivasi.

Teman yang lain memberi semngat, "Teruskan perjuangan kita, dari daerah kita mendukung dan berdoa demi kesuksesan perjuangan ini, bagi yang tidak mendukung kami doakan supaya secepatnya sadar".

Ketika guru TIK dan KKPI cuma memikirkan dirinya sendiri. Maka selama itu pula mata pelajaran TIK dan KKPI tak pernah ada, dan tidak akan pernah kembali lagi. Cuma ada pembimbingan TIK sesuai permendikbud 68 tahun 2014. Permen pahit yang harus dijalani guru TIK dan KKPI se-Indonesia.

Mata pelajaran tik dan kkpi harus kembali eksis dan ini harus diperjuangkan oleh guru tik dan kkpi itu sendiri. Guru tik dan kkpi sudah menderita terlalu lama. Mereka seperti anak yang kehilangan induknya. Harus ada kekuatan dari guru tik dan kkpi itu sendiri. Kekuatan itu harus dibentuk dengan kekuatan hati nurani tanpa kepentingan apapun.

Dibentuknya Komunitas guru tik dan kkpi semoga mampu menggalang kekuatan itu. Kekuatan guru tik dan kkpi itu sendiri. Guru tik dan kkpi harus mandiri dan berdiri di atas kakinya sendiri. Bismillah ayo kita mulai melangkah dan menangislah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa agar perjuangan ini diridhoi oleh-Nya.

Terus terang saya sedih dan ingin menangis melihat nasib kawan-kawan kita yang di phk atau dirumahkan karena jam mengajarnya tiada. Saya merasakan kesedihan mereka. Saya merasakan kepedihan yang mendalam anak dan istri mereka.

Saya melihat belum ada rasa empati sedikitpun dari kawan-kawan guru lainnya dan di sinilah terlihat masih banyak guru guru kita yang cuma memikirkan dirinya sendiri. Semoga saja saya salah menduga. Astaghfirullah. Saya memohon ampun kepada Allah.

Saya pikir dengan berdirinya organisasi guru tik dan kkpi akan memecahkan kebuntuan yang ada. Tapi ternyata organisasi itu sudah melenceng dari visi dan misinya serta tidak memperhatikan anggotanya dengan baik. Ketuanya sibuk dengan urusan lain yang sebenarnya tidak disukai anggotanya sendiri.

Ketika sebuah organisasi tidak lagi memperhatikan nasib anggotanya. Maka bersiaplah untuk mati suri dan akan mendapatkan mosi tidak dipercaya lagi oleh angotanya sendiri. Hal ini perlu disadari bagi mereka yang memimpin organisasi.

Saya sangat percaya bahwa setiap masalah pasti akan ada solusinya. Solusi terbaik adalah pemerintah mengembalikan mata pelajaran tik dan kkpi ke tempatnya semula. Biarkan kami guru TIK dan KKPI serta teman-teman dosen perguruan tinggi merumuskan sendiri materi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Hal yang urgent saat ini adalah Update materi TIK-nya. Upgrade sarana dan prasarananya. Latih guru-gurunya menjadi ahli TIK dan bukan diminta kuliah lagi atau melinierkan diri. Kompetensi jauh lebih penting daripada harus kuliah S1 lagi.

Uji Kompetensi guru TIK dan KKPI jauh lebih penting dari pada guru-guru diminta lagi kuliah s1 kedua. Selain mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, jarak antara sekolah dan kampus di berbagai daerah belum tentu dekat. Mereka harus berkendara puluhan atau ratusan kilometer untuk bisa kuliah lagi. "Habis manis sepah dibuang" begitulah yang terjadi dengan guru-guru yang tidak linier", kata seorang kawan di facebooknya.

Pemerintah seharusnya memberikan pelatihan untuk para guru tik dan kkpi agar mampu mengikuti perkembangaan zaman. Bukan menyalahkan atau malah membuat permen 68 yang menyakitkan guru tik yang tidak linier. Biar bagaimanapun mereka adalah aset negara yang harus diapresiasi keberadaannya. Mereka adalah ujung tombak menyebarnya virus TIK di negeri ini.

Sri Utari Yuliastuti, seorang guru di daerah mengatakan, "Sangat jarang dilaksanakan pelatihan terhadap guru TIK. Seringnya dilakukan secara mandiri untuk update ilmunya".

Dalam sebuah perjuangan seringkali yang dihadapi bukan musuh tetapi kawan-kawan kita sendiri yang kurang memahami arti perjuangan yang sesungguhnya. Kembalikan mata pelajaran tik dan kkpi adalah harga mati. Semua itu dilakukan untuk generasi emas indonesia. Bukan untuk urusan perut gurunya tapi untuk urusan bangsa ini agar mampu menjadi pemain dan produsen di bidang tik. Semoga Allah mengabulkan permohonan kami guru tik dan kkpi se-Indonesia.

Salam Blogger Persahabatan
Omjay
http://wijayalabs.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun