Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Proses dan Pentingnya Penyuntingan Karya Ilmiah dalam Dunia Akademik

9 Desember 2024   14:20 Diperbarui: 9 Desember 2024   14:30 59 0
PROSES DAN PENTINGNYA PENYUNTINGAN KARYA ILMIAH DALAM DUNIA AKADEMIK

Reyhan
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Andalas
Email: abangreyhan34@gmail.com

Abstrak
Penyuntingan atau menyunting merupakan sebuah proses yang mana memiliki hubungan dengan penyajian sebuah isi dalam sebuah karya yang akan disunting. Penyuntingan sebuah karya merupakan salah satu tahap penting dalam proses publikasi dan penyebaran pengetahuan di dunia akademik. Penyuntingan dilakukan bertujuan untuk memperbaiki kembali naskah-naskah atau karya-karya yang masih terdapat kesalahan baik dalam redaksi, penulisan, maupun tanda baca dan lain sebagainya untuk menjadikannya naskah jadi tanpa memiliki kesalahan. Artikel, tesis, disertasi, atau laporan penelitian yang disusun dengan baik memerlukan penyuntingan untuk memastikan kualitas, keakuratan, dan kesesuaian dengan standar akademik yang berlaku. Ada dua jenis penyuntingan utama dalam karya ilmiah yaitu: penyuntingan substantif dan penyuntingan teknis, ada lima proses penyuntingan karya ilmiah: 1) Membaca dan memahami konten, 2) Revisi struktur, 3) Pemeriksaan Bahasa, 4) Konsistensi dan Referensi, dan 5) Umpan balik ke penulis.
Kata kunci: Penyuntingan, proses penyuntingan, pentingnya penyuntingan.



PENDAHULUAN
Sebuah karya tidak terlepas dari suatu kesalahan, kesalahan yang terdapat disetiap karya-karya berbeda. Terlepas dari seorang penulis biasanya ketika ingin menciptakan sebuah karya terlebih dahulu penulis juga banyak membaca karya lain untuk menciptakan sebuah ispirasi baru. Baik peneliti maupun penulis akan memperhatikan setiap kalimat dan kata yang terdapat dalam sebuah karya yang dibacanya, apakah karya tersebut telah benar atau belum. Kesalahan dalam memahami dan membaca karya karya tulis orang lain akan berdampak fatal juga bagi kelangsungan karya yang akan kita buat.
Menyunting dan penyunting merupakan dua istilah yang memiliki arti berbeda, penyunting adalah seseorang yang bertugas memperbaiki sebuah karya untuk menjadikan karya tersebut menjadi lebih sempurna dan terhindar dari kesalahan. Sedangkan menyunting adalah sebuah proses atau kegiatan menyiapkan naskah, teks, atau karangan siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan sistematika penyajian, isi, dan bahasa yang digunakan.
Kata sunting melahirkan turunan menyunting ( kata kerja), penyunting (kata benda), dan peyuntingan (kata benda). Kata penyuntingan berarti menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa ( menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
Penyuntingan karya ilmiah merupakan tahap penting dalam proses publikasi dan penyebaran pengetahuan di dunia akademik. Artikel, tesis, disertasi, atau laporan penelitian yang disusun dengan baik memerlukan penyuntingan untuk memastikan kualitas, keakuratan, dan kesesuaian dengan standar akademik yang berlaku. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu penyuntingan karya ilmiah, prosesnya, dan mengapa hal ini sangat penting.


Apa Itu Penyuntingan Karya Ilmiah?
Penyuntingan karya ilmiah adalah proses merevisi, memperbaiki, dan menyempurnakan dokumen ilmiah agar memenuhi kriteria akademik dan profesional. Kegiatan ini mencakup koreksi tata bahasa, ejaan, dan tanda baca, serta perbaikan struktur, konsistensi argumen, dan kepatuhan terhadap gaya penulisan tertentu (seperti APA, MLA, atau Chicago).
METODE DAN PROSES
Tahap Persiapan.
Tahap persiapan dalam proses penyuntingan buku memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan kelancaran seluruh proses penyuntingan. Tahap ini merupakan fondasi yang memungkinkan penyunting memahami secara menyeluruh karya yang akan dihadapinya.
Substansil.
Penyuntingan substansial merupakan tahapan kritis dalam proses penyuntingan buku yang fokus pada perbaikan struktur umum dan isi dari karya tersebut. Dalam tahap ini, penyunting memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa alur cerita atau argumen buku berjalan dengan baik, logis, dan memikat bagi pembaca.
Langkah pertama dalam tahap persiapan adalah membaca seluruh naskah buku. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk memahami plot atau argumen, tetapi juga untuk merasakan nuansa, karakter, dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Pemahaman ini membantu penyunting untuk lebih efektif membimbing penulis dalam mengoptimalkan kualitas karyanya.


Proses Penyuntingan Karya Ilmiah
Penyuntingan karya ilmiah biasanya melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Membaca dan Memahami Konten
Penyunting membaca karya secara menyeluruh untuk memahami topik, tujuan, dan kontribusi penelitian.
2. Revisi Struktur
Pada tahap ini, penyunting mengevaluasi pengorganisasian bagian-bagian seperti pendahuluan, metodologi, hasil, dan pembahasan. Penyunting dapat memberikan saran untuk menyusun ulang bagian tertentu jika diperlukan.
3. Pemeriksaan Bahasa
Penyunting memeriksa tata bahasa, ejaan, dan gaya bahasa untuk memastikan tulisan bebas dari kesalahan dan mudah dipahami.
4. Konsistensi dan Referensi
Penyunting memastikan penggunaan istilah yang konsisten serta format referensi sesuai dengan pedoman yang ditentukan.

5. Umpan Balik ke Penulis
Penyunting memberikan catatan atau saran perbaikan kepada penulis untuk revisi lebih lanjut.

ISI DAN PEMBAHASAN
Ruang lingkup penyuntingan sangat luas. Hal itu jika merujuk pada pengertian
penyuntingan sebelumnya. Penyuntingan sekurang- kurangnya memiliki 3 pengertian,
yakni (1) proses atau pekerjaan menyiapkan naskah yang siap untuk dicetak; (2) kegiatan
merencanakan dan mengarahkan penerbitan media (massa) cetak; (3) kegiatan atau proses
menyusun dan merakit film atau pita rekaman.
Pentingnya Penyuntingan dalam Karya Ilmiah
1. Meningkatkan Kredibilitas Penulis
Dokumen yang diedit dengan baik menunjukkan profesionalisme dan perhatian terhadap detail, sehingga meningkatkan kredibilitas penulis di mata pembaca dan komunitas akademik.

2. Memastikan Kepatuhan pada Standar Akademik
Penyuntingan membantu penulis mematuhi pedoman penulisan akademik, yang sering kali menjadi persyaratan dalam jurnal ilmiah atau institusi pendidikan.

3. Memudahkan Pemahaman
Karya ilmiah yang jelas dan terstruktur memudahkan pembaca untuk memahami isi dan kontribusi penelitian.

4. Mencegah Kesalahan yang Merugikan
Kesalahan kecil, seperti salah kutip atau salah ejaan, dapat mengurangi nilai ilmiah suatu karya. Penyuntingan memastikan hal ini tidak terjadi.


5. Meningkatkan Peluang Publikasi
Jurnal ilmiah yang bereputasi sering kali menolak naskah dengan kesalahan tata bahasa atau struktur yang buruk. Penyuntingan meningkatkan peluang penerimaan naskah untuk diterbitkan.
Beberapa contoh penyuntingan:
Kesalahan bahasa yang pertama yaitu penulisan kata konjungsi atau kata penghubung yang tidak tepat, seperti pada bagian penulisan identitas artikel "Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan". Kata "dan" disini termasuk ke dalam kata hubung/konjungsi, oleh karena itu penulisannya tidak menggunakan huruf kapital.
Penulisan istilah asing yang tidak tepat, Secara umum penulisan kata asing harus ditulis atau dicetak miring dalam bahasa Indonesia. Pada artikel luaran PLP 1 yang disunting ada beberapa penulisan kata dengan istilah bahasa Inggris yang tidak dicetak miring seperti kata "cyberbullying", "Problem Base Learning", dan lainnya. Adapun penulisan kata yang kurang tepat atau salah ketik seperti kata "media social" dan "Yotobe, penulisan yang tepat adalah "media sosial" dan "YouTube".
Penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, Kesalahan bahasa yang ketiga adalah penggunaan huruf kapital yang tidak tepat. Pada artikel ditemui beberapa kekeliruan dalam menggunakan huruf kapital, seperti pada kata "islam". Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitabsuci, dan Tuhan termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Pada artikel kata "islam" ditulis menggunakan huruf kapital di awal kata, maka penulisan yang benar adalah "Islam". Kekeliruan lainnya ditemui pada kalimat "Metode Dalam penelitian ini mengunakan metode kualitatif....", huruf kapital digunakan di tengah kalimat, maka perbaikan kalimat yang benar adalah "Metode dalam penelitian ini mengunakan metode kualitatif....", dan masih banyak lagi kekeliruan pada artikel.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun