layaknya kapas yang terbuang percuma
mendinginkan seluruh sendi-sendi
mengharap pertolongan dari kain pelapis kulit
Irama tawa yang riuh mempertontonkan kesenangan di musim ini,
seharusnya sepasang matamu hadir di sini bersamaku
duduk berdampingan mengikuti ritme tawa mereka
Asap yang terbang bebas di depan hidungku,
menyadarkan kesendirianku
kali ini bibirku merespon berbeda rasa kopi kesukaan kita
Sangat pahit.
Karna kau hanya singgah sebentar tanpa mau menetap di hati
Medan, Desember 2020