"Sayuuuurr... Sayuuuuuurrr...". Setiap pagi, teriakan Agus, si pedagang sayur keliling di lingkungan rumah saya memecah keheningan pagi. Sontak, 'klien-kliennya' langsung berdatangan. Ada yang beli bayam, ada yang minta daging, tempe juga banyak peminatnya. "Gus, kok harganya naik nih. Kemarin cuma sepuluh ribu. Sekarang udah sepuluh ribu seratus ajah". Saya yang ikut mendengarnya hanya tersenyum. Seratus perak saja kok diributkan.
KEMBALI KE ARTIKEL