Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Ketika Aku Menulis Puisi

22 Juni 2011   15:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:16 82 0
ketika aku menulis puisi

tak terpikir untuk apa aku menulis

untuk siapa aku rangkaikan

ahh, aku sedang galau

aku memasuki fase dimana aku berfikir aku tidak bisa berdiri

bahkan aku akui aku tidak bisa mengingat namaku sendiri

hingga siluetmu (orang yang kucinta) memedar pudar di balik mentari

tolonglah, aku tidak mau terbiasa hidup tanpa ada dirimu

bukan karena aku ingin diiba

tapi sungguh, aku bagai seonggok kelopak bunga kering tanpa kamu yang menopangnya

aku tidak ingin tergantung pada siapa pun

tapi jauh di dasar hatiku, aku tidak mau munafik pada dunia

dengan bangga aku teriakkan

SUNGGUH AKU MEMANG BUTUH KAMU

dan, lengkung indah yang terbentuk dari senyum di bibirmu,

ketika kamu nyatakan sayang

seakan ingin ku kecup tak kulepas

dan...

saat itu pula ku genggam jemari lentikmu

aku tak akan melepaskanmu

sekali lagi, bukan untuk mengiba atau fanatik,

karena saat kutatap bola mata tulusmu,

tak sedikit pun ragu terbaca oleh mataku

apa aku buta?

apa aku telah termakan pesonamu?

entahlah, aku nikmati itu

menikmati rasa dimana aku SEAKAN bisa hidup dalam impian masa depanku yang indah,

ya, indah bersamamu, denganmu di sisiku

ketika aku menulis puisi

air hangat sedikit asin mengalir dari mataku

seakan semua memori bergantian terpresentasi dalam layar di depanku

ada aku, kamu, dia, mereka

sungguh, aku TIDAK BOHONG, AKU MENANGIS

bayang-bayang tentang kehilanganmu pun tak pernah terlintas

mungkin karena aku terlalu takut kehilangan

hingga aku enggan berpikir cara lain untuk hidup,

ketika aku kehilangan

AKU TIDAK MAU

rasanya saat ini (ini jujur, bukan hanya puisi)

aku berlari dari jarak 20 km ke tempatmu

bukan untuk memohon

tapi untuk memastikan, kamu masih milikku, sayang

ketika aku menulis puisi

setiap detail detik-detikku bersamamu terangkum jelas

Tuhan, aku sayang dia

kuteteskan air mata lagi

kali ini tanpa bahu seorang teman

aku menangis ketika menulis puisi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun