Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Mahasiswa PPG Universitas PGRI Madiun Berikan Pelatihan Proyek Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas (Jelantah) Menjadi Lilin Aromaterapi kepada Masyarakat

20 Agustus 2024   17:41 Diperbarui: 20 Agustus 2024   18:59 102 0
Ponorogo, 11 Agustus 2024 -- Kelompok mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Profesi Guru, Universitas PGRI Madiun, telah sukses melaksanakan proyek pemberdayaan masyarakat dengan judul "Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas (Jelantah) Menjadi Lilin Aromaterapi: Solusi Daur Ulang Limbah." Kegiatan ini berlangsung di RT/RW 32/04 Desa Purwosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo.Proyek ini bertujuan untuk memberikan solusi atas masalah limbah minyak jelantah yang sering mencemari lingkungan. Minyak goreng bekas atau jelantah, yang biasanya dibuang begitu saja, kini diubah menjadi lilin aromaterapi bernilai jual tinggi. Mahasiswa berharap langkah ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat.
Kegiatan ini melibatkan ibu-ibu di RT 32 Desa Purwosari, yang diajarkan cara mengolah minyak goreng bekas menjadi lilin aromaterapi. Acara dimulai dengan sambutan dari dosen pembimbing, Dr. Ninik Srijani, M.Pd, yang mengapresiasi antusiasme peserta. "Kami sangat bangga dengan partisipasi aktif ibu-ibu di Desa Purwosari. Program ini tidak hanya mengajarkan keterampilan baru tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan melalui daur ulang," ujar Dr. Ninik Srijani, M.Pd.

Ketua RT 32, Bapak Sumber Dwi R, juga menyampaikan apresiasinya. "Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa Universitas PGRI Madiun yang telah memilih desa kami sebagai lokasi proyek ini. Kami berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi warga," kata Bapak Sumber Dwi R.


Setelah sambutan, peserta diberikan penjelasan oleh pemateri mengenai cara membuat lilin aromaterapi dari jelantah hingga alat dan bahan yang perlu dipersiapkan.
Para peserta diperkenalkan dengan alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat lilin aromaterapi, seperti minyak goreng bekas (jelantah), stearin, bleaching earth, crayon, fragrance oil, sumbu lilin, dan wadah dan cetakan lilin. Setelah materi disampaikan, ibu-ibu desa diajak langsung mempraktikkan pembuatan lilin aromaterapi dengan bimbingan seluruh anggota kelompok proyek.

Proses pembuatan dimulai dengan mencampurkan minyak jelantah yang telah melalui proses pemurnian menggunakan bleaching earth selama 1x24 jam, minyak yang telah dimurnikan dipanaskan dengan stearin sampai meleleh, kemudian menambahkan pewarna dan pewangi aromaterapi sesuai selera. Campuran tersebut dituangkan ke dalam cetakan dengan sumbu lilin di tengahnya, dan dibiarkan mengeras. Para peserta sangat antusias mengikuti setiap tahapan, dan suasana pelatihan berlangsung hangat dan interaktif. Ibu-ibu juga diberikan infografis yang menjelaskan cara pembuatan lilin aromaterapi agar mereka dapat melakukannya sendiri di rumah.


Setiap peserta diperbolehkan membawa pulang hasil lilin yang telah mereka buat sebagai kenang-kenangan dan contoh produk yang bisa mereka kembangkan. "Kami berharap, dengan adanya proyek ini, masyarakat dapat lebih kreatif dalam memanfaatkan limbah rumah tangga dan menciptakan produk-produk yang bernilai ekonomis," tambah Ayub.


Kegiatan yang berlangsung pada hari minggu, tanggal 11 Agustus 2024 ini dihadiri oleh dosen pembimbing dan seluruh anggota kelompok proyek. Evaluasi dan monitoring terus dilakukan untuk memastikan keberlanjutan proyek dan dampaknya terhadap masyarakat. Proyek ini menjadi contoh nyata bagaimana mahasiswa dapat berkontribusi dalam memberikan solusi atas permasalahan lingkungan dan sekaligus memberdayakan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan proyek ini dapat diadopsi oleh daerah lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun