Mudik Lebaran saya tahun ini agak berbeda dengan mudik tahun-tahun sebelumnya. Perjalananan sempat tertunda di Dallas,Texas. Tidak ada solusi selain saya terpaksa harus menginap semalam di Texas. Dampaknya, Ketibaan saya di Jakarta tertunda sehari.
Awalnya pesawat American Airlines yang saya tumpangi berangkat tepat waktu dari Fort Myers, Florida menuju Dallas, Texas. Namun dalam perjalanannya pilot pesawat memutuskan untuk berputar menjauhi turbulensi. Tindakan ini otomatis memperpanjang durasi perjalanan hingga mengakibatkan pesawat mendarat tiga puluh menit terlambat dari waktu yang telah ditentukan. Akibatnya, pesawat Qatar Airlines yang tadinya akan saya tumpangi dari Dallas menuju Doha harus terbang tanpa saya.
Ahli meteorologi memang telah memperkirakan banyaknya penerbangan yang tidak berjalan mulus (bumpy flight) karena perubahan iklim membuat turbulensi udara sulit dideteksi. Hal ini seakan sudah menjadi suatu hal yang sangat biasa.
Bahkan dalam beberapa bulan terakhir tidak sedikit pesawat yang mengalami turbulensi sangat ekstrim sehingga beberapa penumpang dan awak pesawat, baik yang berada di Kelas Utama, Bisnis maupun Ekonomi. berakhir di rumah sakit karena cedera.
Kejadian ini kadang cukup membuat para penumpang pesawat ketar-ketir. Bahkan ahli meteorologi mengatakan perubahan iklim mendistorsi aliran jet, menimbulkan jenis turbulensi ekstrim --- turbulensi udara jernih --- mungkin akan lebih sering terjadi di masa depan.
Meskipun teknologi yang mendeteksi turbulensi dalam beberapa dekade terakhir telah berkembang pesat, tetap saja turbulensi kadang sulit diprediksi.
Saya pernah membaca sebuah penelitian yang ditulis seorang Profesor ilmu atmosfer di University of Reading, Inggris, Paul Williams, menurutnya turbulensi terjadi ketika arus udara berputar-putar mendorong sayap pesawat, yang kemudian menggerakkan sayap ke atas dan ke bawah atau badan pesawat dari sisi ke sisi.Tekanan atmosfer, perubahan arah angin, udara di sekitar pegunungan, dan cuaca dingin atau hangat dapat menyebabkan turbulensi.
Turbulensi yang disebabkan oleh pergeseran angin, yang berarti perubahan kecepatan dan arah angin secara tiba-tiba, disebut clear-air turbulence atau turbulensi udara jernih. Disebut demikian, karena terjadi pada ketinggian yang lebih tinggi di daerah tak berawan. Pesawat dapat mengubah ketinggian secara tiba-tiba, karena pilot biasanya tidak dapat mendeteksi jenis turbulensi ini sebelumnya.
Profesor Williams juga menuliskan bahwa dalam kurun waktu lebih dari 40 tahun, jumlah pergeseran angin dalam aliran jet telah meningkat 15%. Pada ketinggian yang lebih tinggi di mana pesawat terbang melintas, perubahan iklim mengubah pola suhu, sehingga menciptakan lebih banyak pergeseran angin.
Profesor Williams bahkan memprediksikan bahwa jumlah turbulensi udara bersih dalam atmosfer pada pertengahan Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) diperkirakan meningkat lebih dari dua kali lipat selama tiga hingga enam dekade mendatang. Perlu diketahui Belahan Bumi Utara atau Northern Hemisphere mencakup Amerika Utara, bagian utara Amerika Selatan, Eropa, dua pertiga bagian utara Afrika, dan sebagian besar Asia.
Jadi beberapa rute penerbangan internasional seperti New York-London atau San Francisco-Tokyo, dan lain-lain akan mengalami turbulensi udara yang lebih jernih karena mereka terbang di pertengahan Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere).
Untuk memperkecil jumlah kecelakaan saat terjadinya turbulensi ekstrim, American Airlines bahkan memperbarui manual penerbangannya sejak bulan Mei 2022. Kapten pesawat menyalakan tanda sabuk pengaman untuk semua jenis turbulensi, baik yang ekstrim maupun tidak. Sedangkan kru pesawat akan mengambil tindakan khusus tergantung pada tingkat keparahan turbulensi.
Selama turbulensi ekstrim, pramugari perlu mengamankan troley, meletakkan air panas di kereta atau di lantai, dan mengamankan diri secepat mungkin dengan duduk di kursi terdekat atau di lantai.
American Airlines dan United Airlines adalah dua dari beberapa maskapai penerbangan yang memberi pilot-pilot mereka akses SkyPath, yaitu perangkat lunak pengumpul laporan turbulensi dari iPad pilot secara real time. SkyPath menggunakan getaran dari iPad pilot untuk mengukur turbulensi dan melaporkan ke pesawat lain yang ada di dekatnya, memberikan peringatan dini tentang kondisi tersebut secara real time.
Berikut beberapa kiat untuk menavigasi turbulensi: