Jupiter menguasai langit, bumi, laut dan semua aspek kehidupan. Tidak ada dewa yang lebih kuat dari Jupiter. Dan tidak ada keputusan besar yang dibuat tanpa persetujuan Jupiter.
Senang menjadi dewa yang paling berkuasa, terkadang Jupiter merasa hidupnya membosankan. Tapi kebosanan ini justru membuatnya menjadi kreatif dan selalu memikirkan apa saja yang bisa dilakukan untuk membuat hidupnya lebih berwarna.
Sebetulnya andai Jupiter mau, ia dapat mengubah dirinya menjadi gurita dan mengunjungi saudaranya Neptunus di bawah laut, hanya dia merasa malas untuk berenang.
Dia bisa juga mengunjungi Pluto di bawah tanah, tapi Pluto sendiri adalah orang yang menjemukan.
Atau memburu salah satu dewa lainnya. Toh, semua dewa takut pada Jupiter yang memiliki temperamen keras dan tinggi. Namun sikap tersebut hanya ditujukan kepada mereka yang berbohong padanya.
Masalahnya banyak dewa suka berbohong. Karena takut ketahuan, mereka memilih untuk menghindari Jupiter.
Walaupun Jupiter hampir tidak pernah mengunjungi bumi. Tapi dia mengawasinya. Dari langit.
Suatu ketika Jupiter melihat dua pria berjalan di sepanjang jalan setapak. Iseng, Jupiter melontarkan suaranya ke bumi, ia membuat seolah terdengar seperti seseorang yang sedang berbicara.
"Hei, bodoh," kata Jupiter dengan suara keras, berharap bisa memulai perkelahian diantara dua pria tersebut.
Salah satu pria berpaling ke arah yang lainnya dengan marah. "Apa katamu?"
Pria satunya menjelaskan bahwa dia tidak mengatakan apa-apa. Pria lainnya tidak percaya penjelasan itu. Kesalah pahaman akhirnya berujung pertengkaran.
Sementara Jupiter menganggap kejadian tersebut sangat lucu dan menghibur hatinya.
Tidak lama Jupiter melihat sesuatu berkilau di sungai dan sangat menarik perhatiannya. Itu adalah Io, peri air berwajah cantik.
"Wanita muda yang menarik," kata Jupiter.
Jupiter lalu menutupi langit dan bumi dengan awan tebal dan membawa Io ke atas untuk mengunjunginya. Lapisan awan yang sangat tebal itu membuat Juno, isteri Jupiter curiga.
Tidak ingin istrinya mengetahui, Jupiter dengan cepat mengubah Io menjadi sapi. Ketika Juno muncul di sampingnya, yang dia lihat hanyalah Jupiter sedang berdiri di samping seekor sapi putih kecil.
"Sapi kecil ini entah dari mana tetiba muncul di sini," katanya kepada istrinya, pura-pura terkejut.
Tapi Juno tidak tertipu, dia tahu apa yang telah dilakukan suaminya.
"Betapa cantiknya sapi ini," ujar Juno pura-pura kagum. "Bolehkah saya memilikinya sebagai hadiah?"
Jupiter tidak punya pilihan, selain mengiyakan. Juno kemudian membawa dan mengurung sapi itu dengan pengawalan ketat.
Jupiter mengatur siasat agar Io diselamatkan dan dibebaskan. Lalu ia mengirim putranya Apollo untuk bernyanyi dan membuat pengawal tertidur.
Saat pengawal menutup matanya, Apollo melepaskan Io ke sungai. Tapi dia lupa merubah Io kembali ke wujud semula.
Ketika Juno mendengar bahwa Io telah melarikan diri, dia mengirim lalat untuk mengejar Io. Gadfly adalah lalat yang dapat menggigit.
"Moo moo," teriak Io, yang masih berwujud sapi saat si lalat menemukannya.
Io berusaha berenang sekuat tenaga ke muara sungai, berharap si lalat tidak mengikutinya (sapi bukanlah perenang yang baik).
"Moo moo," teriak Io, saat si lalat kembali menemukannya.
Io semakin putus asa dan terus terbawa arus menuju Mesir.
Mesir bukanlah tempat yang baik bagi peri air. Tidak ada buaya di Sungai Tiber tempat Io berasal seperti halnya di Sungai Nil. Ketika Juno mengetahui hal ini, dia terbang ke Mesir dan mengubah Io kembali ke bentuk aslinya.
"Terima kasih, Juno!" Ucap Io dengan rendah hati sambil menangis.
"Ya, baiklah," gumam Juno. "Semoga kau segera mendapatkan seorang suami yang baik." Juno lalu terbang dengan cepat, meninggalkan Io yang malang di Mesir.
Io, bagaimanapun, adalah peri air. Setelah menarik nafas dalam-dalam, Io berenang pulang kembali ke tempat asalnya.
Catatan :
Bangsa Romawi menyembah ribuan dewa. Saat memperluas kerajaannya, mereka menemukan dewa baru yang disembah oleh budaya lain. Mereka kemudian memilih dewa yang mereka sukai dan menganggap seolah-olah dewa pilihan dari budaya lain itu adalah dewa Romawi.
Tapi saat mereka menemukan dewa-dewa Yunani, mereka memilih semuanya! Zeus menjadi Jupiter. Hera menjadi Juno. Apollo adalah salah satu dari sedikit dewa Yunani yang namanya tidak berubah. (Io bukanlah dewa. Dia adalah peri air, dan karenanya tidak terlalu penting, itulah sebabnya dia harus mempertahankan namanya.)
Bangsa Romawi mengubah beberapa kepribadian para dewa agar lebih mencerminkan kepercayaan Romawi. Mereka juga mengubah beberapa mitos agar lebih mencerminkan cara hidup Romawi.
Dalam mitologi Romawi, misalnya, Jupiter jarang sekali turun ke bumi. Dia adalah dewa dari para dewa, penguasa surga. Sementara dalam mitologi Yunani, Zeus turun dan ada di bumi dengan aneka penyamaran, yang justru sering menyebabkan berbagai macam masalah.
Hera, Ratu Yunani dari semua dewa, adalah seorang istri pendendam dan pencemburu yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengawasi suaminya, Zeus.
Sedangkan Juno, Ratu Romawi dari semua dewa, lebih peduli dengan keadaan wanita-wanita Roma, anak-anaknya sendiri dan sotuasi di rumahnya, ketimbang mencampuri urusan suaminya. Meski kadang ada saat ia merasa cemburu, seperti layaknya seorang wanita kepada pasangan yang dicintainya.
Nah, Kompasianerawati, kira-kira type mana yang kalian miliki? Hera atau Juno?