Layaknya mahligai cahaya
Sementara bulan pucat tetap terus mengalirkan terangnya
Ketika angin musim semi mendesah pada bumi dan lautan
Ketika musim gugur perlahan undur diri
Pengelana, masihkah aku dalam ingatan ?
Saat bahagia memahkotai hidupmu
Dan cinta memberkahi persinggahanmu
Raut kesedihan dan kekecewaan pun sirna
Terbakar hangatnya perapian
Akankah meranaku dalam ingatan
Di tarikan nafas, cinta dan do'amu?
Jangan biarkan senja memberimu dosa
Menyebabkan pipimu kehilangan rona di kesedihan terdalam
Saat itulah kuingin berduka bersamamu.
Meskipun malam menjadi gelap dan kelam
Dan terasa lama berkepanjangan
Kan kubisik sayup di telingamu, "bersabarlah"
Lalu akuĀ berdoa cinta untukmu.
Karena aku adalah kau, dan kau adalah aku
Hati yang setia ini takkan pernah berhenti mencintaimu