Sekitar dua belas tahun yang lalu, sebuah perbincangan yang diwarnai haru dan isak tangis menjadi salah satu penanda sejarah dalam keluarga kami. Saya dan istri sepakat dengan kesimpulan yang dilematis, yaitu ketika saya harus berangkat mengemban tugas di seberang pulau yang jaraknya ribuan kilometer. Bersamaan dengan itu, dengan kondisi saat itu yang sedang hamil tua anak pertama kami, istri saya memutuskan untuk berhenti bekerja.
KEMBALI KE ARTIKEL