Menginjak masa sebagai mahasiswa, saya justru menemukan ketertarikan kepada komik sebagai bacaan pengisi waktu luang. Tak jauh dari kampus saya waktu itu ada dua kios penyewaan buku dan komik yang cukup ramai dikunjungi oleh mahasiswa. Komik Jepang dengan ciri khas mata bulat pada tokoh-tokohnya menjadi buruan para penggila komik.
Meski sebenarnya termasuk telat, akhirnya saya bisa membaca serial Kung Fu Boy, Break Shot, Dragon Ball Z hingga Doraemon dengan cara menyewanya. Saya kadang bisa menyewa empat hingga lima komik sekaligus untuk periode sewa dengan durasi tiga hari. Terkadang saya harus menunggu beberapa hari kemudian untuk bisa mendapatkan komik jilid selanjutnya karena masih dipinjam oleh orang lain.
Gara-gara sering pinjam komik di penyewaan inilah kartu mahasiswa saya menjadi ‘sangat bermanfaat’ dan lebih kucel karena berfungsi sebagai jaminan sewa komik.
Bagi mahasiswa pecinta komik, kegiatan membaca komik sejatinya tidak mengganggu aktivitas kuliah dan konsentrasi belajar karena biasanya dilakukan pada saat senggang di kos dan hari libur untuk membunuh waktu. Sebagai mahasiswa sekaligus anak kos, pastinya banyak waktu luang selain kegiatan belajar dan kuliah.
Jika tidak bisa memanfaatkan dengan baik, terkadang godaannya adalah kegiatan negatif seperti kongkow-kongkow tidak jelas atau bahkan bisa terjerumus pada godaan narkoba. Setidaknya dengan mengisi waktu luang dengan baca komik, pergaulan yang negatif bisa diminimalisir.
Selain itu, sering-sering main ke penyewaan buku dan komik juga bisa menumbuhkan inspirasi yang positif. Tak sedikit kawan mahasiswa dulu yang tertarik menjadi penulis begitu menemukan buku-buku lain yang menarik selain komik di tempat penyewaan. Bahkan ada yang terinspirasi untuk membuka bisnis penyewaan buku dan komik sendiri karena melihat peluangnya cukup menjanjikan. Nah, berawal dari komik ternyata bisa berdampak positif bukan?