Kalau kita mendengar istilah debt collector, pasti yang terbayang adalah sosok pria sangar, berotot dan kasar pula. Tugasnya memang mengintimidasi nasabah yang nunggak bayar kreditan. Tak ada duit, bogem bisa melayang.
Sekarang gara-gara kasus Citibank, orang ramai-ramai komentar menghujat cara-cara preman para debt collector. Para pengamat dihadirkan di televisi untuk menilai sepak terjang "juru tagih" kasar itu. Namun, sepanjang yang saya ikuti, belum ada yang melemparkan ide untuk merombak total aturan tentang keberadaan debt collector itu.
Saya jadi bertanya sendiri, kalau keberadaan debt collector dan agennya itu diatur juga dalam peraturan Bank Indonesia, kok mesti mengakomodasi debt collector yang cara kerjanya selalu kasar begitu. Maaf saya sebenarnya belum baca aturannya, tapi saya yakin pasti ada tahapan-tahapan tertentu yang mesti ditaati oleh debt collector.
Tapi kalau keberadaan seorang debt collector yang mirip preman ini masih diakomodasi, tentu kasus-kasus lain bakalan muncul. Saya membayangkan jika ada aturan yang melarang seorang debt collector itu punya tatto, bawa senjata api dan senjata tajam, dilarang merokok saat kerja, serta harus pakai seragam dan identitas jelas.
Lebih baik lagi jika yang boleh jadi debt collector itu adalah wanita-wanita cantik dan seksi macam Malinda atau Selly Yustiawati saja. Daripada kerjanya menipu orang kan lebih baik bakatnya disalurkan untuk jadi debt collector. Toh, mereka pandai merayu dan membujuk orang.
Saya jadi ingat mereka yang berprofesi jadi SPG rokok. Saking pintarnya merayu, orang yang tadinya tak punya niat membeli ternyata jadi membeli. Tak sedikit orang yang sebenarnya bukan perokok, eh malah ikutan beli rokok, demi bisa ngobrol sama mbak-mbak SPG yang cantik. Seperti saya, haha... Nah, bakat-bakat seperti ini kan lumayan juga kalau diterapkan di dunia tagih menagih kreditan bank.
Lha kalau yang ditagih itu wanita juga? Hmm... yang model begini mungkin bisa mencari debt collector yang lucu mirip Tukul dan Sule. Lebih baik nasabah bermasalah diancam dengan humor daripada dengan kekerasan.
Salam.