Setelah kematian Yasadipura II, Ranggawarsita diangkat sebagai pujangga Kasunanan Surakarta oleh Pakubuwana VII pada tahun 1845. Posisi ini memberinya kesempatan untuk berkarya sastra dan berkontribusi pada tradisi literatur Jawa. Selama masa aktifnya, Ranggawarsita dikenal sebagai peramal ulung dengan berbagai macam ilmu kesaktian, serta peka terhadap keluh kesah rakyat kecil.
Ranggawarsita hidup dalam era penjajahan Belanda, saat ketika rakyat Jawa mengalami penderitaan yang parah, terutama setelah Perang Diponegoro. Dalam suasana semacam itu, ia meramalkan datangnya kemerdekaan Indonesia, hal ini tercermin dalam kalimat "Wiku Sapta Ngesthi Janma" yang terdapat dalam karyanya Serat Jaka Lodang, yang diyakininya akan bersimbolkan tanggal 1945 Masehi, yakni tahun proklamasinya Republik Indonesia.