Tanya jawab di ruangan megah di lantai 2 KP DJP pagi itu semakin riuh. Terlalu banyak yang ingin bertanya tetapi terlalu sedikit waktu yang tersedia untuk menjawab. Masalah menjadi lebih kompleks karena pagi itu moderator, atau lebih tepatnya tukang antar jemput microphone-nya adalah temanku. Dia dikenal memiliki daya jilat yang luar biasa kepada atasannya. Berkali-kali dia nyatakan bahwa waktu sudah habis. Tetapi aku nekad. Kesempatan ini tidak boleh terlewat. Harus dimanfaatkan bagaimanapun caranya. Aku rebut mic dari penanya terakhir yang hendak diambil oleh si tukang antar jemput mic itu.
KEMBALI KE ARTIKEL