Seperti membuka luka lama, kupandangai detail satu per satu wajah-wajah dalam foto itu. Gambar terakhir yang berhasil diabadikan saat keluargaku masih terlihat utuh. Di tempat yang kini bukan lagi menjadi milikku, rumah kelahiran yang setiap pojoknya selalu mempunyai cerita, kini telah berpindah pada tuan rumah yang lain. Melepaskan rumah itu seperti melepas sesuatu yang sangat berharga sepanjang hidupku. Bukan karena mewah ataupun terlihat indah tapi karena dirumah itulah semua peristiwa penting pernah terjadi. Hampir 50 tahun rumah itu kokoh berdiri menaungi suka duka hidup ini, tapi karena masalah klasik yang selalu mengusik ketenangan ibuku kala itu, rumah yang menjadi harta satu-satunya yang paling berharga harus kami lepas demi terselesaikannya hutang piutang yang membelunggu kami. Dan karena itulah sesi kedua kehidupanku dimulai.