Namun, awal persiapan saja sudah mulai rumit. Perjalanan dimulai dari Bogor, dan rencana awal saya ingin berangkat dari Depok saja, supaya lebih dekat dan praktis. Sayangnya, hati saya berkeinginan lain. Beberapa hari sebelum berangkat, anak saya mengikuti lomba mewarnai, dan saya tak ingin melewatkan kesempatan mendampinginya. Demi keluarga, saya putuskan tetap berangkat dari Bogor.
Sore itu saya menemani anak di acara lombanya, sementara dalam benak saya sudah terlintas persiapan perjalanan. Malam tiba, dan kantuk justru tak kunjung datang. Mata terus terbuka, memikirkan perjalanan tengah malam ke bandara. Jam menunjukkan pukul 12, dan saya berangkat dalam keadaan setengah mengantuk, mata merah, badan lesu. Namun, ada sebersit semangat mengingat bahwa Sulawesi, tempat penuh kenangan, sudah menunggu.
Makassar hanya persinggahan, karena tujuan utama adalah Pinrang, Enrekang, dan Toraja. Berbekal tanggung jawab untuk audit program, saya datang sebagai anggota tim terakhir. Itu artinya, saya harus berpacu dengan waktu, menyusun jadwal dan memastikan pertemuan dengan pihak-pihak penting agar audit berjalan lancar. Namun, jalannya tidak mulus. Belum apa-apa, sudah ada tantangan menanti.