Mohon tunggu...
KOMENTAR
Worklife Pilihan

Ghosting, Menggantung Harapan si Pencari Kerja

20 September 2024   08:21 Diperbarui: 20 September 2024   08:26 70 1
Beberapa bulan terakhir pasca layoff dari kantor lama, saya rutin sekali mengirimkan beberapa lamaran pekerjaan. Dari sekian banyaknya lamaran pekerjaan tersebut, banyak juga yang dengan cepat memberikan respon. Namun dengan cepat memberikan respon ternyata belum tentu semuanya cepat juga memberikan kepastian, bahkan dengan mengikuti beberapa tahapan demi tahapan hingga final ternyata belum menjamin kita diterima kerja. Setelah rangkaian final tersebut kita ikuti dan kita bermaksud melakukan follow up ternyata kita tak kunjung mendapatkan jawaban. Terkadang sebagai pelamar kerja kita acapkali bertanya - tanya, apa ada yang salah dan perlu kita perbaiki atau sederet dugaan lainnya.

Dari sekian banyak panggilan untuk interview terdapat beberapa tahap yang harus diikuti. Ada penyaringan CV (lolos) kemudian berlanjut tes tertulis dan wawancara HRD (lolos), hingga akhirnya wawancara panelis/user. Untuk tahapan terakhir inilah yang seakan menjadi harapan para pencari kerja agar segera diterima bekerja. Sayangnya seringkali pasca tahapan akhir tersebut kita tak kunjung mendapatkan kabar, bahkan seringkali kita hanya ditelantarkan saja atau bahasa kekiniannya ghosting. Tidak ada kabar sekalipun kita sudah proaktif menanyakan seakan - akan kita hanya disuruh berpasrah diri saja dan tiba - tiba muncul kembali iklan dengan posisi yang sama.

Mengutip dari IDN Times berikut, terdapat beberapa alasan mengapa HRD melakukan ghosting. Beberapa hal tersebut akan saya rangkum dalam tulisan kali ini.

Berikut alasan - alasan yang seringkali terjadi mengapa dan apa yang sebaiknya kita lakukan agar tidak terlalu berharap apabila menemui tanda -- tanda berikut pasca interview.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun