Hujan deras mengguyur kota Jakarta, menciptakan simfoni berisik di atap kosan Rey. Di tengah kebisingan itu, Rey justru merasa hampa. Secangkir kopi yang mengepul di depannya tak mampu menghangatkan hatinya yang dingin. Ia merasa sendiri, terjebak dalam pusaran pikiran yang tak berujung.
KEMBALI KE ARTIKEL