Bel masuk berbunyi nyaring, membuyarkan lamunanku tentang Senja. Ah, Senja. Gadis yang selalu berhasil membuat jantungku berdetak tak beraturan. Sejak pertama kali melihatnya di perpustakaan, aku tahu dia berbeda. Caranya membenarkan letak kacamata, fokusnya saat membaca, bahkan aroma vanilla samar yang selalu tertinggal di udara setiap dia lewat.
KEMBALI KE ARTIKEL