Pagi itu, pintu gerbang rumah itu terbuka meskipun hari masih gelap, oleh dorongan tangan Hasto dengan sepedanya. Dengan tas ransel di punggung dia segera mengayuh sepeda cepat-cepat menyusuri jalan perumahan menuju jalan raya. Berada di jalur sepeda di jalan raya dia semakin cepat mengayuh sepeda balapnya seolah-olah tanpa peduli pada pengguna yang lain; seperti berlomba, semakin cepat, membelok, manuver dengan santai ia lakukan, sesuka dia. Berulang kali ia keluar dari batas jalur sepeda, seakan-akan ia benar-benar memburu waktu.
KEMBALI KE ARTIKEL