Wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir dengan kemenangan Persebaya atas Arema. Kekalahan pertama dalam 23 tahun belakangan, di kandang sendiri.
Melihat kekalahan tersebut, Aremania bernyanyi dengan nada menyemangati atau mengkritik. Â
Meski peluit tanda pertandingan berakhir telah ditiup para pemain Arema tak langsung beranjak. Mereka masih di dalam lapangan, termasuk pemain cadangan dan official team. Mereka berkumpul, menghadap ke arah penonton sambil menampakkan gestur minta maaf.
Didasari dengan rasa kecewa, 1-2 penonton turun ke lapangan memberikan pelukan. Tapi polisi datang menghalau para penonton dan melakukan tindakan represif, ditarik bajunya, hingga dipukul.
Tak menyangka, berawal dari pelukan hangat menjadi 11 menit yang mencekik di Kanjuruhan.
Melihat tindakan represif itu, ratusan penonton ikut turun, melompat pagar pembatas tribun untuk menolong rekannya yang terluka.
Ratusan penonton berhamburan di tengah lapangan.
Dua menit setelah itu, pemain Arema digiring keluar lapangan.
Tiga aparat berloreng hijau mengeroyok seorang suporter. Kejar-mengejar terjadi antara aparat dengan suporter.
Sebagian dari mereka melempar apapun yang bisa dilempar ke arah aparat keamanan.
Pasukan keamanan pun mengeluarkan anjing pelacak, dan menembakkan gas air mata kearah tribun penonton. Situasi menjadi tidak kondusif.
Pada pukul 22.13.51 suporter memberi saran kepada polisi agar tidak menggunakan gas air mata.
"Pak, jangan pakai gas air mata. Ada anak kecil pak" katanya.
Kepanikan, histeris ratusan manusia bingung mencari jalan keluar.
42 bunyi letusan gas air mata. Membuat Kanjuruhan dipenuhi dengan asap. Hanya dalam kurun waktu 6 menit.
Tapi pernyataan ini berbeda dengan keterangan Polri yang menyebut hanya ada sekitar 11 tembakan gas air mata.
131 orang tewas, 550 orang mengalami luka-luka. Jumlah ini menjadikan tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi mematikan nomor 2 di dunia dibawah Tragedi Stadion  Nacional Peru tahun 1964.
Sepakbola Indonesia harus dan wajib berbenah total setelah adanya insiden ini dalam segala hal.