Mantel bungkuk terduduk mengkerut
Pada kursi yang terlalu empuk
Di hadapannya sebuah mangkuk kaca bulat besar
Di dalamnya lipatan-lipatan kertas berkilauan
Terbang bagai kunang-kunang
Pemilik jamuan malam itu menghardik mengejut
Siapa boleh mendikte masa depanmu?
Tuhankah mereka?
Siapa boleh kendalikan keseluruhanmu?
Seketika suaranya yang terpantul-pantul dinding terhenti senyap
Pelipis basah keringat, mantel bungkuk itu
Hanya tarikan napas saja terdengar di situ
Juga degup yang tak menentu
Telunjuk kanannya berkata,
Kau ambil sendiri jawabannya