Krakatau hanya tinggal sebuah sengau,
Risau di hamparan gunung di bumi yang galau.
Ah, letupan yang menggulung beribu kampung,
Hanya dikenang lewat Monumen Krakatau di Polda Lampung,
Terpasung sunyi lupa tak terbendung.
Siapa sang perintis itu kalau bukan pemberani,
Yang tangannya terbuat dari godam besi,
Mengukir prasasti, menimbun hasil bumi,
Ombak laut dan gersang bumi mengasahnya jadi penakluk prameswari.
Pulau ini jadi roh kita yang baru,
Yang menuai cinta dari peluh dan haru,
Dan jadikan musim semi yang bertabur tanda seru.