Disebutkannya jika, pada kuartal I 2024 ini, ekonomi Indonesia tumbuh  5,11% (yoy),  atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun pada sebelumnya. Belum lagi penilaian sejumlah lembaga rating internasional dengan assesmen positifnya yang menegaskan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia masih tetap terjaga dan juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Secara praktik ekonomi, indikasi tersebut terlihat dari sektor riil yang secara prospeknya juga baik. Itu bisa dilihat dalam angka PMI Manufaktur Indonesia tetap di level ekspansif selama 34 bulan berturut-turut serta diikuti dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tetap kuat dan Indeks Penjualan Riil (IPR) yang tetap tumbuh. Hal ini menunjukkan aktivitas industri dan konsumsi Indonesia masih dalam kondisi baik.
"Mana ada negara mana yang bisa  seperti kita, bertumbuh 5,11% dan saat bersamaan  inflasinya rendah?. Indonesia ada di posisi lima besar dalam kelompok negara G-20, dan diantara anggota negara OECD Indonesia ada di papan atas. Belum lagi jika bicara perdagangan yang dalam beberapa bulan terakhir selalu positif. Gambaran tersebut membuat kita tidak punya alasan untuk pesimis kepada sektor industri, manufaktur dan rantai pasok Indonesia. Apalagi industri makanan-minuman, datanya juga menunjukkan sinyal optimis dengan ekspor sangat besar," papar Menko Airlangga Airlangga Hartarto di Gedung BEI, Selasa (9/7/2024).
Hal lain yang membuat optimis adalah stabilnya pertumbuhan industri pengolahan di angka 4,13 persen, khususnya pada kuartal-I tahun ini. Pada subsektor industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 5,87% dan membukukan ekspor senilai USD9,18 miliar. Kontribusi sektor ini pada Triwulan I-2024 sebesar 39,91% terhadap PDB industri non migas, dan 6,97% terhadap PDB nasional,
Untuk itu, Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini berpesan kepada pelaku usaha, khususnya mereka yang berada di pasar modal bahwa untuk tidak perlu khawatir dengan proses transisi  pemerintahan yang sedang berlangsung dan akan smooth. "Dalam penyusunan APBN 2025,  sudah ada konsultasi dengan Pak Prabowo yang akan memerintah di periode mendatang,  jadi tidak perlu khawatir dengan target pertumbuhan dan program-program unggulan karena sudah terakomodasi di dalamnya. Jadi, bursa tidak perlu wait and see, gaspol saja," tutup Menko Airlangga.