Pembicaraan tersebut selain membahas ragam pelaung kerjasama, namun juga dalam kerangka tindak lanjut sejumlah kesepatakn yang terdapat dalam Pilar II,III, IV IPEF. Terdapat juga tema lain yang masuk bahasan seperti rencana penandatanganan amandemen protokol IJEPA pada paruh ketiga tahun 2024. "Selain dari beberapa kerja sama ekstensif tersebut, Indonesia juga mengapresiasi rencana diamendemennya protokol IJEPA pada paruh ketiga tahun 2024," lanjut Menko Airlangga.
Kepada rekannya juga, Airlangga mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas peran Jepang dalam kapasitasnya sebagai Ketua OECD periode 2019-2020 dan menjadi rekan dalam kerjasama atas proses aksesi yang sedang ditempuh Indonesia.  Selain itu, Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan situasi terakhir kerjasama ekonomi secara bilateral yang telah berjalan erat, utamanya secara aspek investasi. "Jepang telah jadi mitra ekonomi Indonesia sejak lama dan berperan aktif dalam  promosi perdagangan, investasi, serta beberapa proyek infrastruktur nasional," ujar Menko Airlangga.
Hubungan lama  yang bermula  sejak tahun  1958 dan  telah menghadirkan  sejumlah  proyek infrastruktur esensial bagi kondisi perekonomian nasional dan masih akan berlanjut di masa depan. Salah satunya adalah perluasan proyek Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) di Lajur MRT Utara-Selatan. Sementara dalam inisiatif dalam bentuk kerjasama sejumlah negara, Jepang menjadi negara dan rekan bilateral Indonesia yang mendorong program  transisi energi bersih nasional lewat beberapa forum seperti AZEC dan JETP, serta forum dalam pengelolaan mineral kritis.
Di akhir pertemuan, Airlangga menyampaikan harapan agar kerjasama dalam bentuk hubungan bilateral yang sudah berjalan baik selama ini terus meningkat sekaligus jadi bagian dalam upaya proses aksesi OECD oleh Indonesia yang direncanakan selesai pada tahun 2027, serta melanjutkan sejumlah komitmen kerja sama pada bidang infrastruktur dan proses transisi energi berkelanjutan.