Selain itu, kepada tamuanya Ketua Umum Partai Golkar ini menyampaikan sejumlah perkembangan yang telah dilakukan Indonesia utamanya  bidang ekonomi digital. Salah satunya adalah tentang pembentukan kawasan ekonomi khusus dengan sub bidang tersebut dalam bentuk Data Center. "Ini sudah ada dan berdiri di Batam yang didukung oleh grid energi terbarukan. Jadi, kami juga harapkan Amerika Serikat turut mendukung pembangunan Data Center dan jaringan kabel serat optik yang sedang berlangsung di Indonesia saat ini," ujar Menko Airlangga.
Atas pernyataan tersebut, wakil AS dalam kapasitas sebagai Menteri Perdagangan negeri Paman Sam itu berjanji akan turut memberi dukungan dan itu dilakukan lewat skema IPEF.  Sebaliknya, pihaknya juga menyampaikan bahwa banyak perusahaan asing  dengan spesialisasi pengembangan  Data Center di Indonesia  berharap dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia, termasuk dari sisi kemudahan perizinan berusaha.
Bentuk dukungan lain yang diberikan pemerintahnya bagi pengembangan data center dan bisnis laih adalah dengan mengajak secara khusus mengajak 23 investor dari Amerika Serikat untuk mengikuti sesi Clean Economy Investor Forum yang merupakan bagian dari rangkaian pertemuan IPEF ini. Mereka yang hadir tersebut umumnya punya harapan untuk segera bisa berinvestasi di negara mitra IPEF, utamanya Indonesia.
Tak cuma soal Data Center, kepada rekannya itu, Menko Airlangga juga mengungkap sejumlah peluang pengemabangan investasi bidang energi baru terbarukan di Indonesia, selain juga  carbon capture and storage, solar panel, dan geothermal. "Indonesia sangat terbuka bagi perusahaan Amerika Serikat di bidang energi untuk beroperasi di Indonesia. Kami akan mengusulkan 19 proyek infrastruktur yang berfokus pada sektor energi, dan kami menantikan investasi dari Amerika Serikat," kata Menko Airlangga.
Pada bagian lain, Airlangga berharap pemerintah AS mendorong  perusahaan produsen semikonduktor dan kecerdasan agar membangun industri mereka di Indonesia. Hal itu tidak lepas dari potensi besar dalam hal kesempatan untuk menerima dana International Technology Security and Innovation (ITSI) Fund, selain juga karena OECD sedang mereview  ekosistem semikonduktor Indonesia.
Sedangkan untuk isu transisi energi, Indonesia telah berkomitmen untuk segera dan siap  memenuhi standar internasional dalam bidang tenaga kerja dan lingkungan. Untuk itu juga Indonesia akan melanjutkan  bekerja sama dengan Amerika Serikat dalamhal Perjanjian Mineral Kritis untuk mencapai tujuan bersama dalam transisi energi yang lebih cepat dan berkelanjutan. ""Kami berharap kerjasama ini dapat mendorong pertumbuhan industri berteknologi tinggi di Indonesia, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global," pungkas Menko Airlangga.