Apalagi tempat itu memang tidak untuk semua orang atau satu tokoh tertentu jika ingin lebih dikerucutkan.  Upaya penggantian itu  bisa datang dari delapan penjuru angin, mulai dari lapis paling bawah sampai kepada kelompok yang minta disebut sebagai elit dalam bernegara. Mengapa wacana tersebut terus muncul karena Partai Golkar bukan sekedar sosok, atau pesona perorangan. Dia ada adalah sistem yang sudah berjalan sebagaimana mestinya berbilang warsa dan teruji zaman.
Kini, saat Pemilu 2024 sudah mendekati pelaksanaan, upaya penisbian potensi dan kekuatan itu kembali muncul. Jika sebelumnya upaya tersebut muncul sayup-sayup dari jauh. Kali ini dorongannya justru datang dari pihak luar yang sebelumnya tak pernah punya perhatian kepada partai ini.
Suara tersebut datang sosok Dahlan Iskan seorang tokoh pers, mantan menteri era presiden SBY turut bicara terkait dinamika jelang Pemilu tersebut yang secara langsung menyebut penggantian kepemimpinan di partai ini sangat mudah. Semudah membalikan telapak tangan. Telapak tangan yang tentu berisi amunisi gemuk untuk menggerakkan niat para pemilik suara, dalam hal ini DPD (Dewan Pimpinan Daerah) untuk beralih aspirasi.
Siapapun tahu, sebagai amunisi uang adalah faktor penting dalam menggerakkan aspirasi. Namun angka rupiah bernilai triliunan yang bagi sebagian pihak adalah cuma nominal belaka tak lantas menjadi penentu segalanya. Walau itu kadang diputar dan dioperatori internal partai sendiri, demi keinginan yang sejatinya juga sangat mungkin dipengaruhi oleh  pihak ketiga.