Oke. Masih adakah insan Indonesia yang belum
move on dari masalah PAKAI? Mengulik-ulik kamus untuk memastikan arti dari sebuah kata; padahal kata itu baru betul-betul punya arti ketika ia hadir dalam kalimat; plus wacana dan konteksnya. Dalam kamus yang ada hanyalah arti/makna generik dan kira-kira (pramakna)—tidak jarang sudah usang bahkan wafat—yang kehidupannya hanya berarti dan bermakna kembali ketika dihadirkan ke dalam contoh kalimat. Itupun tidak pasti juga jika konteks dan wacana dari kalimatnya membedakan. Sebuah kata yang sudah punya arti artinya adalah ia sudah menjadi sebuah kalimat. Seperti “Pakai!”, “Pakai....”, dan “Paaa..kaaiii....”, bisa jadi berbeda (bahkan jauh) artinya setiap (atau masing-masing) ketiga kalimat ini; walau bisa jadi juga sama atau agak sama (atau mirip, atau agak mirip).
Oh mygod, ternyata penulis sendiri yang belum
move on dari masalah itu....
KEMBALI KE ARTIKEL