sejak masa kanak-kanak
orangtuaku memperkenalkan
aku dengan gereja
setiap hari ku diajak masuk kedalam gereja
ayah sesepuh di gereja
maka aktivitasnya
terfokus di gereja
hampir setiap hari
ayah melakukan berbagai kegiatan
di dalam gereja
hari minggu
hari ibadah bersama
kegiatan kami
nyaris full di gereja
mengatur segala sesuatu
agar pelayanan
berjalan lancar
tanpa kendala
gereja sejatinya tidak berhenti pemaknaannya pada kata benda
walaupun gereja itu bentuknya gedung atau bangunan
yang riil
dan kasatmata
bukan sesuatu yang absurd
gereja adalah komunitas orang-orang
yang telah keluar dari dalam gelap
dan masuk ke dalam terang
komunitas itu bukan benda yang diam
duduk-duduk manis
menunggu musim berganti
tetapi persekutuan yang dinamik
bergerak
bertindak
menebarkan terang ke seluruh
jagat raya
agar kekelaman
berubah
menjadi terang benderang
dan makhluk ciptaan Allah
mampu menampilkan
sosok ahlakul karimah
gereja bukanlah hanya soal gedung
yang mengurus imb nya bisa berpuluh tahun
gereja adalah komunitas vertikal  transendental
yang dibentuk oleh
yang ilahi
gereja sebagai komunitas yang bergerak membawa terang
menebar kabar kesukaan
adalah komunitas yang berkarya
penuh simpati dan empati
kepada setiap orang yang didera derita
gereja takboleh abai dan apatis
terhadap warga masyarakat yang
terpapar covid 19
yang mengalami diskriminasi
yang dililit berbagai bentuk
kejahatan
gereja yang misioner dan visioner
bukanlah gereja yang membutakan diri
terhadap berbagai penyakit sosial
yang mengoyak kehidupan
gereja harus solider terhadap
warga bangsa yang tengah dililit
beragam kepahitan hidup
gereja itu tidak hanya kata benda
gereja itu kata kerja
gereja itu berkarya
ikut membangun dunia yang lebih damai, adil, berkeadaban
tanpa itu
gereja mengalami
distorsi terminologis.
Jakarta, 23 Oktober 2021/pk18.50
Weinata Sairin