MEMBUKA PINTU
senja ungu yang turun beriring dengan gerimis alit
mengantarkan diriku  kedepan
rumahku
bendera merah putih masih tetap
berkibar
dengan gagahnya
mengekpresikan masih
kuatnya kadar nasionalisme
dikalangan warga bangsa kita
ditemani gerimis alit yang membasahi rumput dan pepohonan didepan rumah
kunikmati buku-buku
yang belum lama
di luncurkan ke ruang publik
buku seorang romo magnis selalu menarik
karena dipenuhi argumen otoritatif
yang kuat dan legitim yang membahani pembaca dengan pikiran cerdas dan bernas, ilmiah dan bervisi nasionalisme
buku mufti ali dosen iain banten
memberi narasi historis cukup memadai tentang
perjumpaan kekristenan dengan masyarakat banten pada
pertengahan abad
ke sembilan belas
buku-buku selalu
menjadi pintu
membuka wawasan baru
menghadirkan paradigma dan.habitus baru
figur-figur seperti
romo magnis, mufti ali, karen amstrong, kirkegaard, gunawan mohamad dan banyak penulis lainnya
mampu membentuk mindset seseorang secara baru melalui buku
buku mereka
buku adalah gudang ilmu
buku adalah guru
buku bisa mencerdaskan kehidupan seseorang
kitab suci agama
memandu tiap orang untuk hidup di dunia dengan benar dan hidup
setia di keabadian
namun kehadiran buku nyaris tidak bermakna tanps buku itu dibaca
minat baca warga bangsa harus terus ditingkatkan
agar lebih banyak ilmu bisa diserap
buku adalah pintu
pintu akan tetap tertutup jika buku tidak dibaca!
Jakarta,24 Agustus 2021/pk.17.00
Weinata Sairin