di pagi buta seperti ini ku selalu takmampu lagi memejamkan mata
dipagi sepi seperti ini
ku taksanggup lagi menikmati ranjangtua yang acap reyot kelebihan beban
di pagi khusuk seperti ini kugapai ruang tengah
ku membaca
ku menulis
kumencatat gagasan-gagasan bernas yang acap hadir
mewarnai kepala
sejak ku muda ku selalu bangun pagi sekali
kuingat bundaku penuh kasih sayang merebus telur ayam kampung
untuk sarapan pagi
lalu ayahku sibuk menyiapkan diri  sebagai guru sekolah rakyat
setengah abad silam
tatkala menghidupi asrama sekolah teologi di pegangsaan timur jakarta
ku tetap bangun pagi
bahkan tengah malam kutulis puisi lalu kubaca
didepan kawan-kawan seangkatan
tobias messakh, imanuel lakamal, m.a. christian, simon suripatty, jakob parantean
dan kawan- kawan dari beberapa daerah
yang lima tahun
menghuni asrama
bangun pagi
membaca,menulis,berkontemplasi amat besar maknanya bagi kehidupan
seolah seorang filsuf di momen seperti itu kita bisa merenung, bertanya( dan skeptis) tentang hidup, hakikat manusia, yang ilahi,agama-agama
dan banyak topik lain yang asasi dan hakiki
sesudah covid 19 berkuasa atas bumi manusia maka kaum lansia
diimbau untuk tinggal dirumah
ibadah di rumah
makan bersama di rumah
pertemuan anak cucu di rumah
bercengkerama di rumah
taat prokes, 5 M
sehingga virus
tidak mampu menembus dan menggerus
kini di era ppkm darurat tinggal di
rumah hukumnya wajib
dirumah itu indah
dirumah itu menyenangkan
dirumah itu menyatukan visi dan hati
banyak ilmu kita serap selagi dirumah
kita bisa membuat resensi buku, artikel tentang pengalaman hidup dan kesaksian
di rumah kita bisa kembangkan kuliner, bisnis on line
dirumah kita bisa lebih mendalami agama dan bagaimana
mempraktikannyadalam sebuah NKRI yang majemuk
dirumah kita bisa menyatuvisi dengan Yang Ilahi
rumah, apapun status dan realitasnya harus menjadi istana kita
harus menjadi tempat yang melahirkan gagasan cerdas bernas tentang kehidupan di era milenial
tentang kehidupan
di era keabadian
tinggal di rumah itu indah
dan menakjubkan!
Jakarta,6 Juni 2021/pk 3.42
Weinata Sairin