kehidupan umat manusia diwarnai
diksi dan tindakan
empati
tanpa henti
merawat tubuh luka
dunia dirundung duka
manusia tidak pernah hidup sendiri menyendiri
dalam belenggu ego sentris
dan belitan mindset ghetto
manusia dalam desain ilahi
hidup berpasang-pasangan
sejak awal mula
ada adam dan hawa
ada dualitas
ada kesalingan
ada cintakasih
meliliterat dua tubuh berbeda nomenklatur
manusia benar-benar disebut manusia
andai ia hidup diantara manusia dalam komunitas manusia
dan bukan di hutan bersama binatang-binatang hutan yang jinak dan liar
di zaman digital
msnusia tergoda untuk hidup sendiri
memuaskan diri sendiri
lewat jari jemari
dan aplikasi gadget
serta phubing
yang mendorong manusia hidup dalam alienasi
dalam habitus baru
keadaban baru
dan kenormalan baru
bahkan manusia harus sanggup hidup ditengah virus pencabut nyawa
manusia mesti membangun silaturahim, kesetiakawanan,solidaritas,simpati,empati
lewat sembako,blt.,diakonia,amal saleh, diksi elegan berbalut kasihsayang
mari hidupi dunia yang terluka
dengan hati bergelimang cinta
dan nyala kasihsayang.