bertahun tahun
dpo itu lenyap dari peredaran
sejak kasus korupsinya terbongkar habis
ia buron
dan buron
membiayai keburonannya itu
dengan dollar
bermula ia bersembunyi di vila seorang pejabat
merias wajah secara baru
agar tersamar
ia urus berbagai dokumen identitas
dokumen perjalanan
menganti nomor kontak
sehari sebelum surat cekal terbit
ia sudah menikmati dunia
nyaman di negeri jiran
ternyata hidup itu
terasa lebih indah
daripada aslinya
jika menguasai uang bermilyar rupiah
sang dpo hidup normal di tempat buronnya
kadang ia ditemani anak istrinya beberapa hari
acap asistennya datang memberi info mutakhir tentang perkembangan kasusnya
sang dpo seakan lupa bahwa ia koruptor kelas kakap yang mengakibatkan ratusan orang
hidup miskin dan melarat
duapuluh tahun berlalu
sang dpo diguncang boring
dan bete
istrinya menggugat cerai
dan akan menikah
dengan seorang pengusaha kaya
bersih, jujur
suatu malam
ketika sang dpo
menikmati suasana entertain
di cafe temaram
dua orang berseragam tiba tiba
berusaha menangkapnya
sang dpo terperanjat
dengan refleks ia keluar dan lari
dari cafe itu
seorang aparat
terpaksa menembak sang dpo pada kakinya
ia pun rebah ke tanah
orang orang menatap dari jauh
dengan wajah trenyuh
sang dpo ko
ia tetap nampak
energik, gagah
dari kakinya ada darah
meleleh
kakinya luka
indonesia terluka!
Jakartz, 13 Maret 2021/4.15
Weinata Sairin