Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Eritrea, Negara dengan Kebebasan Pers Terburuk di Dunia Versi CPJ

3 Mei 2015   08:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:26 120 0
3 Mei diperingati sebagai hari kebebasan pers dunia atau World Press Freedom Day. Sebagaimana yang diberitakan di kompas tv, WPFD dijadikan sarana sebagai kebebasan pers diseluruh dunia juga menjadi hari dimana untuk mengenang para jurnalis yang menjadi korban ketidak adilan termasuk oleh penguasa sebuah negeri.

Di Indonesia, hari kebebasan pers sedunia akan dipusatkan di Menteng, Jakarta Pusat dengan mengusung tema 'Speech Up' dan akan diikuti perwakilan jurnalis serta komunitas penyuara kebebasan pers di Indonesia. Dalam laporannya Kompas TV juga menginformasikan negara Afrika, Eritrea menjadi negara dengan kebebasan pers terburuk didunia.

Dalam laporannya CPJ telah merilis 10 negara dengan kebebasan pers dikontrol yakni :

1. Eritrea

2. Korea Utara

3. Arab Saudi

4. Ethiopia

5. Azerbaijan

6. Vietnam

7. Iran

8. Cina

9. Myanmar

10. Kuba

Daftar CPJ dari 10 Negara dengan kebebasan pers paling dikontrol ketat merupakan bagian dari publikasi tahunan kami, Serangan terhadap Pers, yang akan dirilis secara penuh pada hari Senin, 27 April pukul 11 ​​pagi EST.

Negara represif mengancam hukuman penjara, membatasi internet untuk membungkam pers

Eritrea dan Korea Utara adalah negara yang paling disensor pertama dan kedua di seluruh dunia, menurut sebuah daftar yang disusun oleh Komite untuk Melindungi Wartawan dari 10 negara di mana pers paling dibatasi. Daftar ini berdasarkan penelitian ke dalam penggunaan taktik mulai dari penjara dan hukum represif pelecehan wartawan dan pembatasan akses internet.

Sekilas tentang ERITREA

Dipimpin presiden Isaias Afewerki yang berkuasa sejak tahun 1993. Melakukan sistem sensor dengan hanya media pemerintah saja yang  diperbolehkan untuk menyebarkan berita; koresponden internasional terakreditasi lalu diusir pada tahun 2007. Bahkan mereka yang bekerja untuk pers negara sangat disensor dan hidup dalam ketakutan akan penangkapan atas setiap laporan dianggap penting untuk partai yang berkuasa, atau kecurigaan bahwa mereka membocorkan informasi luar negeri. Yang terakhir media swasta dihentikan dan wartawan mereka dipenjara pada tahun 2001.

Di Eritrea tercatat memiliki wartawan yang paling banyak dipenjara di Afrika. Tak satu pun dari mereka yang ditangkap dibawa ke pengadilan, dan takut ditangkap telah memaksa puluhan wartawan ke pengasingan. Mereka di pengasingan mencoba untuk memberikan akses ke situs-situs berita independen dan siaran radio online, tapi kesempatan untuk melakukannya terbatas karena kondisi sinyal dan kontrol ketat situs online oleh satu-satunya perusahaan telekomunikasi milik negara, EriTel.

Semua komunikasi mobile harus melalui EriTel, dan semua penyedia layanan Internet harus menggunakan gateway yang dikuasai pemerintah. Akses ke Internet sangat terbatas dan hanya tersedia melalui koneksi dial-up yang lambat. Kurang dari 1 persen dari populasi berjalan secara online, menurut angka PBB International Telecommunication Union.

Selamat hari kebebasa pers sedunia semoga kedepan khususnya pers di Indonesia semakin bijak dalam balutan kebebasan pers yang bertanggung jawab sehingga berita atau informasi yang diberikan dapat memberikan nilai tambah atau value add bagi masyarakat Indonesia. Suarakan selalu kejujuran dalam setiap berita yang disampaikan tanpa ada maksud kepentingan-kepentingan terselubung.

#WPFD2015

Salam kompasiana,

Wefi

Sumber rujukan:

https://cpj.org/2015/04/10-most-censored-countries.php

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun