Apakah ada solusinya ? banyak pastinya dan pemangku kepentingan sepakbola negeri ini pun sudah memiliki banyak formula untuk menyelesaikannya. Tapi dimata penulis ada satu hal unik yang dapat diterapkan dalam menanamkan sikap fair play, respek dan patuh pada aturan main dilapangan hijau sebagaimana yang dicontohkan oleh sebuah SSB bernama Asad 313.
Mendengar nama SSB Asad 313, publik sepakbola nasional tentunya akan paham dengan klub asal Purwakarta tersebut yang mampu menorehkan prestasi maksinal di DANONE World Cup 2014 di Brazil usai menjadi Juara DANONE NATION CUP 2014. SSB Asad 313 memang gagal lolos ke babak ke semifinal namun menjadi peringkat ketujuh jelas menjadi catatan yang bagus setelah sebelumnya mampu menaklukkan Afrika Selatan dan Perancis dibabak sebelumnya.
Lalu apa yang ditawarkan oleh SSB Asad 313 dalam menanamkan sikap respek, fair play kepada para pemain muda mereka, jawabannya adalah HAFALAN AL-QUR’AN. Sebagaimana yang diberitakan oleh Pasundan Ekspress tentang bagaimana di Purwakarta, klub bola mendidik atlet mudanya yang berprestasi untuk menghapal Al-Qur’an termasuk satu nama yang tergabung di SSB Asad 313, Tri ganu Sutrisno.
http://m.islamindonesia.co.id/detail/2680-Di-Purwakarta-Klub-Bola-Didik-Atlet-Muda-Berprestasi-Hapal-Al-Quran
Prestasi lain diukir Tri Ganu Sutrisno dan rekan-rekannya usai kembali ke Indonesia yang menghapal beberapa surat dalam Al-Qur’an dalam tempo satu bulan, ditengah aktivitas harian mereka antara sekolah dan latihan rutin di SSB yang disponsori oleh Pemerintah Daerah setempat. Tri Ganu dkk mengikuti program ekstra belajar membaca Al-Qur’an selama dua jam setiap malamnya.
"Saya betah, karena bukan hanya belajar sepakbola dan bersekolah di sini, tapi dapat belajar mengaji. Seperti di rumah sendiri," kata Tri Ganu Sutrisno yang semakin kerasan tinggal di asrama.
"Tujuannya agar mereka tidak lupa terhadap kitab sucinya yang akan membimbing hidup mereka," kata Jalaluddin, seorang sarjana lulusan sekolah tinggi agama di Purwakarta yang diminta pengurus klub untuk jadi guru mengaji diasrama.
"Saya merasa terhormat bisa mengajari atlet-atlet muda ini," katanya.
Sebuah terobosan menarik dalam mencetak serta mendidik pemain muda usia yang bukan saja memiliki kualitas teknik dan skill sepakbola tetapi memiliki kemampuan lain diluar sepakbola salah satunya adalah menghafal Al-Qur’an. Dengan hafal dan tentunya hafal juga makna akan membuat Tri Ganu dan rekan-rekannya menjadi calon pesepakbola yang memiliki sisi spriritual yang kuat sehingga mampu mengimplementasikannya didalam lapangan hijau sehingga bisa menahan diri dengan kerasnya tekanan kompetisi.
Salam Sepakbola Nasional,
Wefi