Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Lawi pun Menjadi Kromo

8 Maret 2015   17:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:59 40 5
Sekedar flashback mengurai kisah masa lampau, ndak terlalu serius karena mumpung hari minggu. Orang bilang 'Jasmerah' alias Jangan Sesekali Melupakan Sejarah dan penulis mencoba berbagi cerita yang penulis baca dari sebuah cerita rehat dimajalah Historia.

Kita mengenal gelar-gelar dalam dunia pendidikan tergantung dari mana lulusnya. Ada Ir alias Insinyur, lalu Dr atawa Dokter hingga Prof atau Profesor. Kalau penulis baru sampai Amd atau singkatan dari Ahli Madya (maklum lulusan Politeknik) sehingga masih setengah Ahlinya.

Back to topic nich, dulu saat kongres Partai Indonesia (Partindo) di Surabaya, Jawa Timur tahun 1933. Salah seorang peserta bernama Lawi mendatangi Soekarno (Proklamator dan Presiden RI yang pertama) dan merengek meminta gelar kehormatan. Soekarno pun dengan spontan memberikan gelar Kr.

Semua peserta pun bingung sekaligus tidak paham dengan gelar Kr tersebut. Jika Dr kependekatan dokter, Ir adalah Insinyur dan Mr untuk Meester de Rechten (ahli hukum), lalu apa sebenarnya kepanjangan dari Kr? Peserta kongres pun mendesak Soekarno memberikan penjelasan.

"Kr itu artinya Kromo," ujar Soekarno.

Peserta kongres Partai Indonesia (Partindo) tertawa. Lawi pun senang dengan tambahan itu. Sejak itu nama Lawi menjadi Kromo Lawi. Kromo Lawi sendiri sejak Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945 menjadi Tokoh Barisan Banteng yang terkenal dari Pekalongan.

Met santai untuk rekan Kompasioner.

Salam Kompasiana,
Wefi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun