(Ramzi Saleh merayakan penampilan ke-100 bersama pemain Palestina / sumber : skyscrapercity.com)
Ada pelajaran menarik dari gelaran AFC Challenge Cup 2014 di Maladewa yang sekarang memasuki fase akhir grup, dimana grup A sudah meloloskan Palestina (Juara Grup) dan tuan rumah Maladewa (runner up). Sedangkan di grup B malam ini akan mempertandingkan dua partai yang menentukan bagi tiga negara yang masih berpeluang, Afghanistan dipastikan akan meraih tiket juara grup karena hanya mengahadapi Laos sedang Filipina harus saling mengalahkan dengan Turkmenistan.
Pelajaran menariknya adalah apa yang telah dicapai oleh kapten Palestina, Ramzi Saleh yang berposisi sebagai kiper. Hasil imbang 0-0 dengan tuan rumah Maladewa bukan saja memastikan tiket ke semifinal dan berpeluang lolos ke Piala Asia 2015 mendatang tetapi juga menjadi penampilan ke-100 bersama Timnas Palestina disegala event, selepas pertandingan sang kiper memamerkan kaos bernomor 100 bersama para pemain Palestina.
(Para pemain mengangkat Ramzi Saleh bersama-sama / sumber : skyscrapercity.com)
Sebuah pencapaian luar biasa bagi Ramzi Saleh bersama Palestina, yang bagaimanapun menghadapi berbagai persoalan dalam hal persiapan acap kali Palestina mempersiapkan diri menghadapi even internasional yang diikuti termasuk AFC Challenge Cup tahun ini. Kondisi dan situasi Palestina yang tidak kondunsif karena Israel yang terus menerus mencoba mencaplok kedaulatan negara berdaulat Palestina dan itupun yang dialami oleh sang pelatih Palestina, Jamal Mahmoud.
“Kami tidak memiliki banyak pemain di banyak pertandingan persahabatan selama lebih dari dua tahun. Kamu dapat menghitung mereka dengan jari. Sejak saya ditunjuk menjadi pelatih dan ambil bagian di Arab Games di Qatar tahun 2011, AFC Challenge Cup 2012, West Asian Championship 2013 di Kuwait, kualifikasi AFC Challenge Cup 2014 setahun lalu dan kemudian West Asian Championship 2014. Saya berharap kompetisi yang telah kami lalui akan menjadi awal yang baik dalam persiapan jelang Piala AFC Challenge, tetapi terkadang semua tidak sesuai rencana. Palestina datang untuk meraih hasil yang baik di turnamen ini,” ungkap Jamal Mahmoud yang melatih Palestina sejak 2011.
“Selama persiapan praktis kami hanya memiliki empat pemain yang terus bermain bersama saya yaitu Ramzi Saleh, Mourad Ismali, Abdelatif Bahdari dan Iman Khalili,” terang Mahmoud mengenai kelengkapan pemainnya dan sang kapten Ramzi Saleh lah yang selalu berada didalam timnya.
Tetapi bagi Ramzi Soliman Ahmed Saleh pemain kelahiran Kairo 8 Agustus 1980 hal itu bukan kendala baginya dalam terus memberikan darah dan keringatnya untuk negeri tercinta Palestina. Mengawali karir Timnas bersama Palestina di tahun 2000, pemain yang sekarang bermain di FC Smouha di Liga Primer Mesir pernah menarik minat klub Divisi I Liga Inggris, Sheiffeld United di musim 2005-06 tetapi sayang transfer tersebut tidak pernah terwujud. Karena bermain untuk Palestina merupakan sebuah komitmen total untuk negara yang dicintainya.
“Saya punya kepercayaan total dalam diri pemain saya, mereka selalu siap dengan tantangan, kami akan menunjukkan kekuatan mental baja yang kami miliki” ungkap Mahmoud (sumber : fifa.com)
Selamat untuk Kapten sekaligus kiper Timnas Palestina, Ramzi Saleh atas pencapaian penampila ke-100 bersama Palestina yang sekaligus berbuah tiket semifinal AFC Challenge. Sebuah pelajaran yang bisa dipetik oleh pemain Timnas segala level dinegeri ini, bahwa halangan seberat apapun tidak akan menghalangi seseorang pemain untuk melakukan yang terbaik bagi negaranya, sesuatu yang telah dicontohkan Ramzi Saleh.
Salam sepakbola,
Wefi