Maka pilihan cuma dua yakni mempertahankan 'sang striker tunggal' yang terus dikritik (BG) atau mengganti dengan 'striker lainnya'. Kalau yang terakhir dipilih pak Jokowi selaku 'pelatih kepala Timnas' maka tenang saja karena stok 'striker' lainnya dari berbagai klub telah dipersiapkan BTN (Badan Tim Nasional) dalam hal ini Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan tidak tanggung-tanggung ada sembilan nama disiapkan yakni :
1. Komjen Badrodin Haiti
2. Komjen Putut Eko Bayu Seno
3. Komjen Djoko Mukti Haryono
4. Komjen Anang Iskandar
5. Komjen Usman Nasution
6. Komjen Boy Salamudin
7. Komjen Suhardi Alius
8. Komjen Dwi Priyatno
9. Irjen Budi Waseso.
Alasan yang muncul terkait 9 nama calon kapolri tersebut menurut Komisioner Kompolnas, Safriyadi adalah karena ada jabatan jendral polisi bintang tiga (Komjen) yang masih lowong dan posisi Jendral bintang tiga namun diisi oleh Jendral bintang dua (Irjen).
"Jabatan kabareskrim kan seharusnya diisi oleh jendral bintang tiga. Jadi tinggal tunggu waktu saja satu bintangnya (Komjen) turun. Otomatis dia juga bisa jadi Calon Kapolri, apalagi dia angkatan 1984," ucap Safriyadi sebagaimana dikutip kompas.com minggu (1/2).
Selamat berpikir jernih dalam menentukan Kapolri yang baru Pak Presiden! Agar waktu tidak hanya untuk mengurusi carut marut Kapolri baru yang menjadi 'striker' tunggal Timnas karena masih ada posisi lain yang harus diurus yakni permasalahan kehidupan rakyat dalam aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan hingga musibah DBD serta banjir yang mendera Republik. Itulah pos yang bila di Timnas Indonesia diumpamakan sebagai pos kiper, bek, gelandang hingga pemain penggantin yang juga harus sama kuatnya dengan posisi striker.
Salam kompasiana,
Wefi