Bagiku, puisi itu lahir telanjang. Pikiran dan perasaan yang terungkapkan apa adanya, tanpa bungkus. Tidak ada jarak antara yang terpikir dan terasa dengan yang tertulis dan terbaca. Puisi tampil seperti bayi tanpa dosa. Kalau memang bahagia, tertawalah dia. Kalau memang tersakiti, menangislah dia. Kalau memang terlecehkan, marahlah dia. Jadi, puisi itu senantiasa jujur tampil apa adanya.