Sambil mata tetap membaca K, saya nyeletuk, "ampun deh tuh para caleg, masak sudah bener-bener hilang akal (apa malah jadi tambah akal?), gak malu bagi-bagi duit buat beli suara rakyat." (Sambil saya nunjukin foto uang dalam amplop yang diupload temen K'er dalam tulisannya)
Eh suami yang matanya juga gak lepas dari TV karena game lagi seru-serunya 1-2 untuk Carp Hiroshima, dengan entengnya bilang, "Ya, karena pemerintah Indonesia itu yasashi sugiru yo!" (Pemerintah Indo terlalu baik!), mungkin maksud pemerintah disini adalah KPU.
Akhirnya suami give up juga karena saya makin bingung sama celetukan sepotong potongnya itu, sambil mengecilkan volume TV, dia (suami) menjelaskan kalau pemerintah indonesia harus lebih tegas lagi terhadap pelanggaran atau kecurangan dalam pemilu. Dari obrolan suami, yang saya tangkap adalah : ya gak mungkin ada kejadian sampe ada serangan fajar atau amplop-amplopan, nasi bungkus, sebar rolex atau kirim-kiriman hermes gitu, kalau para para petugasnya tidak mencla mencle atau kura kura dalam perahu. Ya, endless lah itu.
"Saya aneh, foto-foto yang tadi kamu kasih lihat, kalau dilaporkan ke petugas pemilu, bagaimana?" Harusnya orang yang sudah jelas-jelas berbuat curang, sudah bisa dicoret dari nominasi." Apalagi foto dan uang itu kan bisa jadi bukti kuat, sambil suami membesarkan kembali suara TV dan mulai terdengar lagi yel-yel kemenangan Hiroshima.
Dan akhirnya pandangan saya ikut tertuju ke layar TV sambil pikiran saya terbang entah kemana karena tiba tiba lidah saya jadi kelu dan tidak bisa berkata apa apa lagi.