Bagi, Babad Cerbon, kisah tersebut merupakan romantisme pembauran yang paling mashur, seperti diungkapkan wartawan kawakan Cirebon, Noerdin M. Noer, dari pernikahan ini kemudian menyiratkan kesan, bahwa antara bangsa Cina dan Cirebon telah menjalin persahabatan yang kekal sejak berabad-abad lamanya. Ini nampaknya bukan cuma pembauran dari kedua kebudayaan semata, tetapi lebih dari itu, yakni pembauran politik dan agama. Sejak itu banyak tokoh Cina perantauan yang mengabdi kepada kesultanan. Sam Cai Khong misalnya, karena jasanya terhadap kesultanan ia diangkat menjadi tumenggung dengan gelar “Aria Wiracula.” Kisah pembauran lain, tulis Noerdin M. Noer, dalam
Romantisme Putri Ong Tien, yang cukup dikenal masyarakat adalah persahabatan antara Babah Liem dan Herman di perkampungan Cina di daerah Jamblang. Dalam kisah Lebak Membara yang diceritakan komikus Zair itu, Babah Liem digambarkan sebagai guru
kuntaw yang menurunkan ilmu beladirinya kepada penduduk pribumi bernama Herman. Ketika Jepang masuk ke daerah itu, Herman tampil sebagai pemberontak dan membela kepentingan penduduk pribumi. Pada posisi ini Babah Liem justru banyak membela kepentingan Herman, yang kemudian berakhir tragis. Babah Liem tewas di tangan serdadu Dai Nippon setelah kepalanya dipenggal.
KEMBALI KE ARTIKEL