Pasca 14/1, para kompasianer yang mengikuti tulisan saya, sudah diisyaratkan bahwa
"menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi unit-unit anti teror dari Badan Intelijen Negara (BIN), Polri dan TNI. Apalagi, terselip informasi yang dilontarkan oleh anasir-anasir politik nasional bahwa serangan teror di dua lokasi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, siang tadi, merupakan pengalihan isu, divestasi freeport dan kontrak karya. Informasi tersebut lumayan memperkeruh situasi pergerakan keamanan nasional". Jelas, aksi kelompok bersenjata 14/1 yang dilidik secara akurat oleh pihak unit-unit anti teror dari Badan Intelijen Negara (BIN), Polri dan TNI, untuk menghasilkan sketsa pelaku, jenis senjata, bahan peledak, identifikasi korban dalam waktu singkat menjadi terganggu oleh pihak-pihak yang membonceng popularitas aksi kelompok bersenjata 14/1 yang menewaskan orang tak berdosa, dengan isu rekayasa bom Thamrin. Informasi bahwa aksi kelompok bersenjata 14/1 adalah rekayasa aparat keamanan dan pertahanan negara sangat melukai sendi-sendi keamanan dan pertahanan negara yang bersatu padu untuk #KamiTidakTakut dalam melaksanakan tugas melindungi bangsa dan negara dari aksi terorisme.
KEMBALI KE ARTIKEL