Menengok sejarah para tokoh-tokoh pendiri bangsa terdahulu, tentu kita akan bertanya tentang bagaimana mereka bisa menjadikan negara dan bangsa ini merdeka? Atas dasar pertanyaan tersebut, tanpa mengetahui jejak dan hikayat perjuangannya, kita akan sulit menemukan sebuah relevansi di dalam menentukan arah perjuangan dan misi besar yang telah digadang-gadang oleh para founding fathers kita terdahulu, apa yang seharusnya hari ini menjadikan urgen kita bicarakan kembali atas sebuah perjuangan dan misi besar bangsa ini yang menginginkan merdeka secara utuh baik de fakto maupun de jure. Tentunya sebagai pemuda penerus bangsa kita harus mampu merumuskan maksud dan tujuan kemerdekaan negara ini.
Tidaklah berlebihan jika kita belajar dari keteladanan para pendiri negara ini, sehingga kita mudah untuk merumuskan esensi dari nilai-nilai kemerdekaan dan misi besar bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Spirit dan ghirah perjuangan para tokoh terdahulu mampu memberikan sebab kemerdekaan bangsa ini. Maka dari itu, pemuda-pemuda hari ini harus sebagai mobilisator dalam pergerakan jaman. Patut Jika bapak bangsa kita, Soekarno mengatakan bahwa, “hanya membutuhkan 10 Pemuda untuk dapat mengguncang dunia, kita memiliki jutaan pemuda yang siap membawa Indonesia menuju puncak kejayaannya!” (Raden Adjie Wicaksana, Kepala RCDC Jawa Barat).
Peran pemuda hari ini hendaknya harus mampu merumuskan ide dan gagasan melalui karya-karyanya dalam konteks kebangsaan dan keindonesiaan. Karya pemuda merupakan sumber daya dan kekayaan bagi negaranya. Oleh karenanya, di dalam mempertahankan visi-misi besar bangsa ini peran pemuda sangatlah penting, pemuda merupakan representasi daripada negaranya, suatu negara bisa dikatakan baik bilamana di dalamnya terdapat pemuda-pemuda yang hebat, yakni pemuda yang selalu berupaya mengabdikan dirinya tidak cukup hanya dengan menikmati fasilitas yang sudah sejak lama dirintis oleh Founding Fathes bangsa ini. Namun, juga ikut serta memikirkan nasib bangsanya dengan selalu menelaah dan mengkaji keadaan bangsanya yang kian lama merindukan sebuah keadilan, kebebasan dan perubahan setelah pasca kemerdekaan.
Tulungagung, 26 Maret 2015