Menurut Henry Manampiring di dalam bukunya yang berjudul Filosofi Teras, terdapat beberapa hal-hal yang berada di bawah kendali kita seperti pertimbangan (judgement) opini, atau persepsi kita, keinginan kita, tujuan kita, dan segala sesuatu yang kita pikirkan dan kita kerjakan. Sedangkan ada hal-hal di luar kendali kita yaitu opini atau penilaian orang lain, kekayaan kita, kesehatan kita, kondisi sejak lahir (warna kulit, jenis kelamin, suku, orang tua, dan lain-lain). Daripada sibuk memikirkan penilaian orang lain terhadap kita, lebih baik gunakan tenaga dan waktu untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik, karena itulah yang berada dalam kuasa kita. Walaupun kekayaan dan kesehatan dapat kita usahakan sendiri, namun menurut buku tersebut tidak ada jaminan jika hal tersebut tidak akan berkurang bahkan hilang dari kita. Dengan fokus terhadap hal-hal yang dapat kita kontrol, maka kita tidak akan pusing, gelisah, bahkan marah terhadap perbuatan orang lain yang mungkin tidak sengaja menyinggung kita. Â
Dalam stokisme terdapat istilah "Prameditatio Malorum" Â atau Negative Visualization yang merupakan praktik mengontemplasikan keburukan yang dilakukan oleh Saneca, di sini berarti seseorang memikirkan sekaligus membayangkan kemungkinan terburuk yang terjadi pada fase-fase di hidupnya. Tidak berhenti di situ saja, setelah membayangkan kemungkinan buruk yang terjadi, seseorang juga memikirkan Solusi terhadap kemungkinan- kemungkinan buruk tersebut. Tujuan dari Prameditatio Malorum sendiri adalah agar seseorang siap mental untuk menghadapi hal-hal buruk yang kemungkinan menimpa, mengingat bahwasnnya dunia tidak selalu berpihak dengan rencana kita. Dengan begitu, seseorang akan tetap tenang secara emosional dan mental karena telah memiliki solusi.
Beberapa orang mungkin kesulitan untuk melakukan Langkah awal dalam mengamalkan stoikisme. Namun, tidak perlu khawatir, ada beberapa tips untuk memulainya. Pertama, bedakan mana hal-hal yang di dalam kendali kita dan mana hal- hal yang bukan kendali kita, ketika kita tahu bahwasannya sesuatu tersebut bukan kuasa kita, maka kita tidak perlu cemas secara berlebih. Kedua, biasakan diri untuk selalu tenang, kita harus bisa mengendalikan emosi di segala situasi, jangan sampai emosi yang mengendalikan diri kita. Ketiga, menerapkan  Prameditatio Malorum atau Negative Visualization, dengan memperiapkan Solusi dari kemungkinan terburuk, maka itu akan membuat kita lebih tangguh dan tenang. Keempat, menerima hal-hal yang tidak bisa kendalikan, contoh singkatnya adalah emosi orang lain, termasuk kata dan perbuatan mereka, karena yang bisa kita lakukan adalah menentukan respons kita terhadap perilaku orang lain tersebut, jangan sampai emosi kita terpancing sehingga membuat suasana semakin mengeruh. Kelima, mulailah menulis atau jurnaling di pagi hari mengenai hal yang ingin kamu capai dan bagaimana kamu akan mengatasi tantangan, lalu refleksikan di malam hari untuk mengevaluasi apa yang telah kamu jalani. Keenam, dengan menerima takdir dan selalu bersyukur, jika sekiranya kita sudah semaksimal mungkin dalam melakukan sesuatu, namun hasilnya tidak sesuai dengan keinginan kita, maka ada waktunya untuk beristirahat sejenak. Terakhir, jangan pernah menaruh kebahagiaan kepada hal-hal yang tidak berada di dalam kendalimu, sekalipun hal tersebut membuatmu bahagia, kebahagiaan tersebut hanyalah bersifat sementara, maka ciptakan kebahagiaan melalui hal-hal yang dapat kita kontrol.